GUPBI Bali Sayangkan Informasi Hasil Lab Babi Mati Simpang Siur
GUPBI Bali Sayangkan Informasi Hasil Lab Babi Mati Simpang Siur, Minta Upaya Pemerintah Jika Benar Virus ASF
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Lanjut dijelaskan, pemerintah semestinya melakukan kegiatan kedalam, dengan ke lapangan bekerja dan mengantisipasi serta memberikan solusi yang pasti.
Sehingga peternak di Bali tidak ada masalah untuk berternak kembali.
“Sementara lalulintas daging atau babi antar kabupaten harus ditanggulangi juga agar wabah ini tidak semakin meluas,” katanya.
Disinggung mengenai hasil lab di Kabupaten Badung yang dikatakan negatif, Heri Suyasa juga mengakui hal tersebut.
Hanya saja menurutnya sampel tersebut merupakan sampel daging diawal bulan Januari atau sebelum maraknya babi mati.
“Memang benar dari 23 sampel 16 yang Negatif, saat itu kematian mulai tinggi dan saya minta Kabid Sekwan di Kabupaten Badung untuk melakukan tes lab untuk mengetahui terjadinya babi yang mati,” ujarnya
Pihaknya mengaku, saat awal babi mati pihaknya ada kecurigaan ASF sehingga dengan cepat dilakukan cek lab.
“Jadi hasilnya negatif. Sudah bisa dipastikan beberapa wilyah Negatif ASF. Namun wilayah yang lain kita belum berani memastikan karena hasilnya belum keluar, karena yang punya wewenang meneliti adalah Balai Kesehatan Hewan di Medan,” pungkasnya. (*)