29 Ekor Babi Mati di Desa Bungkulan Buleleng
29 Ekor Babi Mati di Desa Bungkulan Buleleng, Dinas Pertanian Buleleng akan turun ke Desa Bungkulan untuk melakukan penyemprotan disinfektan
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Kasus babi mati mendadak terjadi di Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan Buleleng, Bali atau lebih tepatnya di Dusun Dauh Munduk dan Dusun Punduh Lo.
Dari pantauan di lokasi Selasa (11/2/2020), ada 29 ekor babi yang mati di wilayah tersebut.
Salah satunya menimpa Nyoman Aria Suta (53). Sebanyak 21 ekor babi jenis saddleback peliharaannya mati mendadak sejak seminggu belakangan ini.
Dengan rincian lima ekor induk babi, dua ekor babi dewasa, dan 14 ekor anak babi yang masih berusia empat hari.
• Peluncuran Buku Le Petit Prince, Miliki Terjemahan Bahasa Bali
• Rest Area Rp 1 Miliar Lebih Tak Beroperasi, Proyek Toilet dan Pavingisasi Telan Anggaran Rp 300 Juta
• Sampah Dihasilkan Rumah Tangga Tapi Diselesaikan Pemerintah, Putri Suastini: Itu tidak Mendidik
Akibat kejadian ini, pria asal Dusun Dauh Munduk itu mengalami kerugian sekitar Rp 20 juta.
"Yang mati awalnya satu ekor induk babi yang punya anak 14 ekor itu. Ciri-cirinya tidak mau makan, badannya panas, tiduran terus. Sudah sempat disuntik dokter hewan, namun akhirnya mati juga sekitar seminggu yang lalu. Setelah induk babi itu mati, terus merembet ke babi-babi yang lain, sampai semua babi saya habis," keluh Aria.
Seluruh bangkai babi milik Aria itu kini telah dikubur di areal perkebunan miliknya.
Disinggung terkait cara pemberian makan, Aria mengaku pakan yang diberikan bukan berasal dari limbah makanan.
Melainkan dari campuran dedak dan kangkung yang direbus.
Demikian dengan kebersihan kandang, Aria juga mengklaim selalu dijaga.
Untuk itu, ia pun merasa bingung mengapa seluruh babinya itu mati mendadak.
"Babi ini memang saya pelihara untuk dikonsumsi sendiri, atau untuk sarana upacara. Kalau punya anak lebih, baru saya jual. Setelah Galungan ini, cucu saya mau tiga bulanan. Rencananya mau nampah, tapi ternyata mati semua," ucap Aria lirih.
Kendati kejadian ini menimbulkan kerugian yang cukup besar, Aria mengaku akan tetap memelihara babi.
"Tetap memelihara, tapi tidak sekarang. Biar hilang dulu virusnya baru mau melihara babi lagi," tutupnya.
Hal senada juga dialami salah satu warga di Banjar Dinas Punduh Lo, bernama Nyoman Trisna Heriawan.