Kecamatan Marga Tabanan Makan Babi Guling Bersama, Peternak Tuntut Pemerintah Lakukan Langkah Nyata
Kecamatan Marga Tabanan menggelar acara sosialisasi kesehatan hewan ternak dirangkai dengan makan babi guling bersama
Penulis: I Made Prasetia Aryawan | Editor: Irma Budiarti
Kecamatan Marga Tabanan Makan Babi Guling Bersama, Peternak Tuntut Pemerintah Lakukan Langkah Nyata
TRIBUN-BALI.COM, TABANAN - Kecamatan Marga, Tabanan, Bali, menggelar acara sosialisasi kesehatan hewan ternak di Ruang Rapat Kantor Camat Marga, Tabanan, Bali, Rabu (12/2/2020).
Acara sosialisasi juga dirangkai dengan makan babi guling bersama jajaran Kecamatan Marga serta sejumlah peternak di kecamatan setempat.
Acara ini dihadiri langsung Camat Marga, Bidang Peternakan Dinas Pertanian Tabanan, Polsek Marga, serta anggota DPRD Tabanan.
Acara diawali dengan sosialisi cara pencegahan penyakit pada hewan ternak.
Hanya saja, saat proses tanya jawab, para peternak mengeluarkan komentar pedas terkait kasus kematian babi mendadak yang cenderung dibiarkan oleh pemerintah.
Camat Marga, I Gusti Agung Alit Adiatmika mengatakan, agar bisa mendongkrak harga babi di pasaran, pihaknya mengundang peternak untuk sosialisasi masalah kesehatan hewan.
Kemudian, juga menyosialisasikan bahwa daging babi aman dikonsumsi manusia.
"Mari sama-sama makan daging babi, karena virus babi tak menular ke manusia. Intinya masyarakat jangan takut mengonsumsi babi," ucapnya.
Disinggung mengenai jumlah total kasus babi mati yang terpantau di permukaan hanya 100 ekor lebih.
Namun, laporan dari warga hingga saat ini masih ada yang mati mendadak, artinya bertambah terus.
Selain itu permasalahan pembuangan bangkai babi ke sungai wilayah Desa Cau Belayu, mendapat protes warga agar pemerintah bisa menangani kasus tersebut.
"Yang tercatat itu 100 ekor lebih, tapi di lapangan babi mati mendadak terus terjadi, bahkan hingga pagi ini. Bantuan disinfektan juga masih terbatas, ada yang satu liter untuk satu desa, kan gak cukup," katanya.
Peternak di Banjar/Desa Cau Belayu, Kecamatan Marga, Putu Suarka mengatakan belasan ekor indukan serta 60 ekor anakan babi miliknya mati.
Menurutnya, yang menjadi atensi saat ini adalah Desa Cau Belayu khususnya wilayah aliran Sungai Yeh Penet menjadi tempat pembuangan sampah atau limbah bangkai babi.