Sehari Jelang Penampahan Galungan, Penjualan Daging Babi di Pasar Kreneng Denpasar Jeblok

Pedagang pun mengeluh karena penjualan mereka menurun dibandingkan Galungan sebelumnya.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Eviera Paramita Sandi
Tribun Bali / Putu Supartika
Pedagang daging babi di Pasar Kreneng, Denpasar, Bali, (17/2/2020) 

"Hari biasa bisa habis 5 sampai 6 ekor daging. Kalau Galungan bisa 20 ekor. Namun sekarang saat Galungan hanya 12 ekor, itupun masih bersisa tak habis terjual," katanya.

Ia berharap hal ini cepat berlalu dan pulih seperti sebelum-sebelumnya.

Seorang pembeli daging babi, Ni Luh Anggreni mengaku dirinya tidak takut dengan adanya virus ASF ini.

Untuk antisipasi ia mencuci daging dengan bersih dan memasak daging hingga matang.

"Yang penting benar-benar masak saja," katanya.

Ia membeli 2 kilogram daging babi yang akan digunakan untuk be genyol.

Kepala Dinas Pertanian Kota Denpasar, I Gede Ambara Putra mengatakan agar seluruh masyarakat turut memperhatikan kesehatan hewan sebelum disembelih menjelang hari Suci Galungan.

Hal ini dapat dilakukan dengan pengecekan hewan sebelum dan sesudah disembelih oleh dokter hewan berwenang.

"Masyarakat diimbau agar tidak mengkonsumsi daging mentah (belum dimasak), sehingga dapat merasa aman dan nyaman dalam mengkonsumsi daging saat perayaan Galungan," kata Ambara.

Terkait dengan adanya isu ASF belakangan ini, Ambara menekankan bahwa masyarakat tak perlu khawatir untuk mengkonsumsi daging babi.

Hal ini dikarenakan penyebab kematian pada babi tersebut tidak bersifat zoonosis atau tidak menukar dari hewan ke manusia.

"Sehingga daging Babi aman dikonsumsi sepanjang pengolahanya tepat dan dimasak sempurna dengan suhu di atas 70 drajat celcius," katanya.

Selain itu, Distan Kota Denpasar melalui Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan juga rutin melaksanakan pengecekan kesehatan hewan di peternakan, kesehatan daging di pasar dan pengecekan post morthem dan ante morthem.

Sementara itu, Kasubag Tata Usaha RPH Kota Denpasar, AA Mayun menjelaskan untuk pemotongan di RPH sendiri, pihaknya selalu melakukan pengawasan dan pemeriksaan terhadap kesehatan hewan yang akan dipotong.

Hal ini dilakukan dengan pemeriksaan secara rutin terhadap hegien dan sanitasi, baik pemeriksaan hewan sebelum dipotong (antemortem) maupun pemeriksaan daging hasil pemotongan (postmortem).

"Kami menjamin keamanan masyarakat dalam mengkonsumsi pangan asal hewan (PAH), khususnya daging babi yang sehat, aman dan utuh," katanya.

Dalam kesempatan tersebut pihaknya memprediksi akan terjadi lonjakan permohonan pemotongan hewan di RPH Kota Denpasar.

Peningkatan tersebut diprediksi mencapai 200 persen dibanding hari biasa yang hanya 100 – 125 ekor/hari.

"Kami prediksi akan terjadi peningkatan yang signifikan, hal ini dikarenakan meningkatkatnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pemotongan hewan di RPH, selain alasan kesehatan, pelaksanaan yang simpel juga menjadi alasan," katanya.

Dalam rangka menyambut Galungan dan Kuningan, pihaknya menyiagakan 14 orang tenaga pemotong hewan yang terlatih dan berpengalaman.

Selain itu, disiagakan 6 orang tenaga dokter hewan yang menangani pemeriksaan antemortem (hewan sebelum disembelih) dan postmortem (hewan setelah disembelih).

"Masyarakat yang akan menyembelih sendiri diharapkan berkordinasi dengan RPH dan Distan Kota Denpasar dengan menghubungi 0369 422224, ini untuk penyembelihan yang tidak dilaksanakan di RPH, sehingga kesehatan, heygin dan sanitasi dari hewan yang akan disembelih dapat tetap terjaga," imbuhnya. (*).

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved