Marak Ditemukan Bangkai Babi di Sungai, GUPBI Sarankan Pemerintah Fasilitasi Penguburan
Marak Ditemukan Bangkai Babi di Sungai, GUPBI Sarankan Pemerintah Fasilitasi Penguburan
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Di tengah banyaknya babi mati di Bali yang diduga karena kena virus African Swine Fever (ASF), tidak dipungkiri pula banyak ditemukan bangkai babi yang dibuang ke sungai.
Hal itu pun sangat disayangkan pemerintah daerah, pasalnya babi yang mati dihimbau untuk dikubur dan tidak dibuang secara sembarangan.
Hanya saja sejauh ini, bangkai babi juga banyak ditemukan di sungai-sungai.
Salah satunya di Banjar Panca Yasa Pupuan Mengwitani, Badung.
• AirAsia Berikan Diskon Hingga 30 Persen, Dorong Masyarakat Agar Tetap Berwisata
• Ogoh-ogoh Basudeva Krisna Dirancang Bergerak dengan Teknologi, Gunakan Daun Bambu Kering Untuk Ini
• Jelang Galungan Penyeberangan Sanur- Nusa Cukup Ramai, Penumpang Lokal Mendominasi
Bangkai Babi besar itu tergeletak di aliran sungai tersebut, sehingga mencemari lingkungan setempat.
Tidak hanya di wilayah Mengwitani beberapa bangkai babi juga pernah ditemukan di aliran sungai Penet Desa Sangeh termasuk di Kecamatan Abiansemal Badung.
Ketua Gabungan Usaha Peternak Babi Indonesia (GUPBI) Bali Ketut Hari Suyasa saat dikonfirmasi tak menampik hal tersebut.
Pihaknya mengaku sangat menyayangkan adanya pembuangan babi ke sungai-sungai yang sangat mencemari lingkungan.
"Saya sangat prihatin kepada peternak, karena saya pimpinan belum bisa memberikan sesuatu kepada mereka. Akan tetapi seakan menjadi sebuah pembenaran bagi peternak itu membuang babinya ke tempat umum, yang akan menimbulkan kerugian juga pada peternak yang lain," jelasnya.
Pihaknya meminta agar para peternak di Badung, Bali tidak melakukan pembuangan bangkai babinya sembarangan, termasuk ke aliran sungai.
Pasalnya semua itu akan menimbukan masalah baru dengan pencemaran lingkungan.
"Kita sangat berharap peternak mengubur bangkai babinya itu. Sebelum dikubur sebaliknya bangkai babi itu dibakar dulu. Setelah di bakar baru di kubur," harapnya.
Akan tetapi ditengah maraknya pembuangan babi itu, pihaknya juga meminta pemerintah hadir untuk memfasilitasinya.
Sehingga ikut memberikan solusi terkait pemusnahan babi-babi yang sudah mati tersebut.
"Misalnya pemerintah daerah menyiapkan lokasi kusus untuk melakukan pembuangan bangkai babi itu, selain itu juga menyiapkan alat berat untuk melakukan pengerukan tanah, sehingga memberikan keringanan bagi masyarakat," katanya.