Babi Mati Mendadak Meluas di Karangasem, Sudah Tembus 50 Ekor di Lima Desa
Kasus babi mati mendadak di Karangasem bertambah. Hingga kemarin, kasus babi mati mendadak diperkirakan mencapai 50 ekor tersebar di lima desa.
Penulis: Saiful Rohim | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN-BALI.COM, KARANGASEM - Kasus babi mati mendadak di Karangasem bertambah.
Hingga kemarin, kasus babi mati mendadak diperkirakan mencapai 50 ekor tersebar di lima desa.
Yakni Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Besakih, Amertha Buana, Yeh Poh, dan Desa Ababi.
Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Dinas Pertanian Karangasem, I Made Ari Susanta menjelaskan, kasus babi mati mendadak mulai meluas sekitar Karangasem.
Babi yang mati yakni induk dan anak.
• Supandi Nelayan Pengambengan Jembrana Tak Kembali Usai Melaut
• Pemkab Buleleng Akan Lunasi Utang UD Serba Jaya Tahun ini
• Warteg 24 Jam Jadi Sasaran Begal, Ponsel Yang Ternyata Rusak Diambil, Tempe Goreng Juga Ikut Disikat
Pihaknya belum berani memastikan penyebab kematian babi milik peternak di beberapa desa itu.
"Sampai sekarang sampel babi mati mendadak masih dicek di laboratorium.
Hasilnya masih belum keluar. Kita belum berani memastikan penyebab kematian babi," ungkap Ari Susanta, Jumat (21/2/2020).
Informasi di lapangan, babi yang mati mendadak gejala awalnya hampir sama.
Babi tidak mau makan, panas, kejang-kejang, bengong, lemas sebelum akhirnya mati.
• Polres dan Pemda Jembrana Tanam Ribuan Bibit Mangrove, Harapkan Ini
• Kegiatan Susur Sungai SMPN 1 Turi Sleman Berujung Petaka, Siswa : Tiba-tiba Ada Arus Besar dari Atas
• Daniel Mananta Ungkap Sosok Mendiang Suami BCL yang Tak Banyak Diketahui Orang, Termasuk Warisan
Hingga kemarin masih ada beberapa babi peternak tidak mau makan.
Kerugian kejadian ini diperkirakan mencapai puluhan juta rupiah.
Dinas Pertanian telah melakukan penyemprotan desinfektan untuk menekan kasus babi mati mendadak.
Penyemprotan dilakukan di beberapa titik.
Di antaranya di Kecamatan Selat, Abang, serta Manggis.