Asyiknya CFD-an di Renon Sambil Kenalan dengan Sugar Glider yang Imut
Sugar Glider tergolong binatang yang awam dijumpai khalayak umum. Bentuknya yang lucu dan imut menjadi daya tarik bagi pengunjung Car Free Day, Renon
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Laporan wartawan Tribun Bali, Adrian Amurwonegoro
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sugar glider tergolong binatang yang awam dijumpai khalayak umum.
Bentuknya yang lucu dan imut menjadi daya tarik bagi pengunjung Car Free Day, Renon, Denpasar, Minggu (1/3/2020) pagi.
Tepatnya di pojok Lapangan Bajra Sandhi Renon simpang pertemuan Jalan Kusuma Atmaja dan Jalan Raya Puputan berdiri stan Komunitas Dewata Sugar Glider.
Mereka memamerkan sugar glider menggunakan 3 buah tripod kamera yang di atasnya diberikan alas tatakan untuk binatang tersebut.
• Sikap Polisi Pada Pemukul Sopir Ambulans, Jelaskan Pelat RI Justru Fakta Ini Terungkap
• Misa Katolik di Jepang untuk Pertama Kali Dilaksanakan Lewat YouTube
• Nasib Gibran di Pilkada Solo Belum Jelas, Sekjen PDIP Ingatkan Proses Jokowi hingga Jadi Presiden
Pengurus Dewata Sugar Glider, Dani Danon (38) mengatakan, tujuan menghadirkan sugar glidar di CFD adalah untuk sarana edukasi kepada masyarakat.
"Kita tujuannya memberi edukasi dan hiburan kepada masyarakat kan banyak orang yang nggak tahu, setelah lelah beraktivitas bisa bermain dengan sugar glider," kata dia saat dijumpai Tribun Bali.
Seperti namanya, sugar glider, memiliki keistimewaan bisa gliding atau melayang dengan sayapnya.
"Dia punya membran seperti sayap untuk gliding," katanya
Sugar glider merupakan hewan yang akrab dengan manusia, binatang nokturnal ini berasal dari Papua dan Australia.
• Daihatsu Xenia Hantam Tembok Laundry di Sidakarya Denpasar, Eva Lihat Wajah Pengemudi Pucat
• Update Nasib 68 WNI di Kapal Diamond Princess, Hari Ini Akan Didaratkan di Bandara Kertajati
• Persebaya vs Persik Kediri, Derbi Jawa Timur Berakhir Imbang 1-1
"Dia (sugar glider,-red) hewan nokturnal, aktifnya di malam hari," jelasnya.
Sugar Glider memiliki kantung seperti halnya kangguru dan koala, kantung ini berfungsi untuk melindungi anaknya.
"Kantungnya untuk nyimpen anak seperti Kangguru, dia marsupial" katanya.
Sugar Glider biasa bertahan hidup dengan memakan serangga, buah-buahan yang manis dan getah pohon.
Akan tetapi, dalam komunitas ini asupan gizi diganti dengan bubur bayi rasa buah-buahan, sedangkan proteinnya didapat dari jangkrik dan ulat.
• LINK STREAMING dan Starting XI Bournemouth vs Chelsea
• Video Air Mata Tak Terbendung Saat BCL Manggung Kembali Pascameninggalnya Ashraf Sinclair
"Merawatnya gampang, bersihinnya juga cukup pakai tissue basah, kalau dimandiin pakai air hangat 2 minggu sekali atau sebulan sekali biar bulunya bagus, biasanya pas kita kerja dia tidur, kan hewan nokturnal," paparnya.
Selain itu, pemilik juga harus rajin merawat kukunya, karena memiliki kuku tajam karena pada dasarnyanya, hewan hidup di pepohonan.
Sugar glider sama seperti hewan peliharaan lainnya, jika dipelihara dari kecil dan penuh kasih sayang akan dapat mengenal tuannya.
"Ini bukan hewan yang dilindungi, jadi bebas kita bisa memelihara," tuturnya
Dewata Sugar Glider memiliki anggota sekitar 50 orang, satu orang umumnya memelihara dua Sugar Glider, jantan dan betina.
"Antusias masyarakat juga tinggi, sering dianggap tupai hewan ini padahal bukan," kata
Harga sugar glider bervariasi tergantung jenisnya mulai dari Rp 600 ribu hingga Rp 10 juta.
Salah satu pengunjung, Bimbim (6) warga Sesetan, mengaku senang berinteraksi dengan binatang sugar glider karena unik dan lucu.
"Jarang melihatnya, senang, lucu bentuknya," ujar Bimbim. (*)