Kasus DBD di Bali
Bocah TK di Jembrana Meninggal Bukan karena Serangan DBD, Tapi Syok Septic, Begini Penjelasan Dokter
Seorang bocah TK di Jembrana, Bali, Daniel Saputra (6) tak tertolong oleh penanganan medis.
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Ady Sucipto
"Kami pun sudah berusaha. Sebetulnya kembali lagi, bahwa ada tahapan lanjutan diagnosa. Tapi memang sang anak meninggal. Sehingga diagnosa itu menyatakan syok septic," bebernya.
Sebelumnya, Perbekel Pengambengan, Kamaruzzaman menuturkan bahwa warganya itu meninggal dikarenakan DBD.
Daniel sudah dalam kondisi parah baru dibawa ke Puskesmas.
"Itu telat penanganan. Karena informasinya memang dirawat di rumah. Sudah parah baru dibawa ke Puskesmas. Warga sekitar yang beri informasi," ucapnya, saat dihubungi melalui selulernya.
Terkait DBD, Kamaruzzaman mengaku, pihak desa sudah gencar melakukan upaya pembersihan. Dan sepertinya, bocah enam tahun itu merupakan pasien DBD baru di Pengambengan.
Sebab, enam warganya yang juga mengalami DBD sudah terdata oleh pihak Dinkes Pemkab Jembrana.
"Kayaknya kasus baru. Karena dirawat di rumah itu tidak ke Puskesmas. Karena sebulan terakhir kami (aparat desa) dengan kepala dusun di lima banjar giat melakukan bersih-bersih," jelasnya.
Kelian Banjar Ketapang Muara Pengambengan, Jamal Asik yang dikonfirmasi membenarkan, ada warganya meninggal.
"Saya juga baru dengar jam 10 tadi pagi. Meninggal di RS Sanglah. Terlambat dibawa ke Puskesmas Pengambengan, dirujuk ke RS Negara kemudian ke RS Sanglah," jelasnya.
40 Terjangkit DBD
Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Jembrana dr IG AP Arisantha menyatakan bahwa ada 40 warga Jembrana yang positif terjangkit DBD.
Di Januari lalu ada 22 warga dan di Februari ini ada 18 warga. Sejauh ini memang kebanyakan kasus ada di Desa Pengambengan.
"Sampai saat ini ada 40 dan tidak ada yang meninggal karena DBD di Jembrana," jelasnya.
Sebelumnya, untuk kasus DBD di Februari tahun 2020 ini memang meningkat dibanding tahun 2019 lalu. Tahun lalu hanya 13 orang yang terjangkit DBD. Saat ini, meningkat menjadi 15 orang.
Penyebab utama memang karena gigitan nyamuk. Kemudian ditambah lagi kondisi kebersihan lingkungan.
Untuk sebaran daerah, DBD mengganas di Desa Pengambengan (6 orang), Desa Banyubiru (3 orang), Desa Yehembang Kangin (2 orang), Desa Melaya (2 orang), Desa Yehembang Kauh (2 orang) dan Desa Manistutu 1 orang.
Untuk perawatan saat ini, 15 warga dirawat di RSU Negara, RS Bunda, RS Kertayasa, RS Balimed, Puskesmas I Pekutatan, Puskesmas I Mendoyo dan Puskesmas I Melaya. (*)