Manfaatkan Kayu Bekas untuk Media Melukis, Windu Raup Omzet Capai Rp 50 Juta per Bulan
Kayu bekas yang sudah tak terpakai dimanfaatkan Putu Windu Sucipta sebagai media untuk melukis.
Penulis: Putu Supartika | Editor: Irma Budiarti
Untuk karya yang ukuran kecil harganya Rp 100 ribu sampai Rp 200 ribu.
Tekstur kayu bekas yang tidak sempurna membuat karyanya terlihat lebih artistik.
Tak hanya melukis di atas kayu, Windu juga merambah digital painting.
• Profil Azwar Anas, Bupati Banyuwangi Yang Juga Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Hartanya Rp 13 M
• Dorong Kepala Desa Lebih Inovatif, Bupati Banyuwangi Minta Balai Desa Harus Jadi Balai Budaya
Jika sebelumya ia melukis diatas kayu, maka kini ia melukis dengan menggunakan aplikasi Procreate di Ipad Pro.
Setelah design dibuat, selanjutnya hasilnya di-print di atas kain kanvas.
Untuk mengerjakan satu buah karya Windu hanya membutuhkan 1 - 2 jam.
Untuk digital painting, Windu baru memulainya tahun 2019.
"Per bulannya saya bisa memproduksi 1.000 pcs lukisan dari wood painting maupun digital painting. Saya dibantu istri," katanya.
Dari usahanya ini Windu meraup omzet Rp 40 juta hingga Rp 50 juta per bulannya.
Lukisan-lukisan yang dituangkan dalam media kayu untuk wood painting-nya dan media kanvas untuk digital painting memiliki tema yang beragam.
Untuk wood painting Windu mengambil tema tropical hingga romantic.
Namun untuk digital paintingnya, Windu lebih menekankan budaya Bali dalam lukisannya.
"Yang digital painting, saya lebih menonjolkan budayanya. Seperti lukisan Tin-Tin ini, dia lagi jalan-jalan, saya buat ada bunga kamboja di telinganya. Kemudian ada wisatawan surving di pantai, saya buat ada orang melastinya dan canang di beberapa sudut. Pokoknya saya selipkan budaya-budaya Bali. Biarpun modern, tapi tidak melupakan culture yang dimiliki," katanya.
Karyanya juga banyak diminati wisatawan utamanya wisatawan Eropa.
(*)