Corona di Indonesia
Agus Suradnyana Izinkan Mahasiswa Jepang Lakukan Penelitian di Buleleng, Tapi Begini Syaratnya
"Mengizinkan tapi proseduralnya harus jalan dulu dan diperiksa dulu kalau suspect (virus corona) ya tak diizinkan.
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Bupati Buleleng, Putu Agus Suradnyana menanggapi penolakan warga terkait rencana kedatangan kelompok mahasiswa Jepang ke Desa Pedawa, Kecamatan Banjar, Buleleng.
Suradnyana akan bertemu sejumlah pihak untuk membicarakan rencana itu.
Menurutnya, warga tak perlu panik dan takut menanggapi kedatangan mahasiswa asal Negeri Sakura itu.
"Saya rasa kita enggak usah panik mereka datang," kata Suradnyana di Denpasar, Jumat (6/3/2020).
• Karyawan Positif Corona, Facebook Tutup Dua Kantor
• 5 Tips Membersihkan Rumah Agar Terhindar Dari Penyebaran Virus Hingga Bakteri
• Okupansi Hotel di Gianyar Merosot Pasca Isu Virus Corona, PLN Persilahkan Cuti Daya & Penurunan Daya
Suradnyana akan mengizinkan mahasiswa Jepang itu melakukan penelitian di Buleleng.
Namun, para mahasiswa itu harus menjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dulu.
"Mengizinkan tapi proseduralnya harus jalan dulu dan diperiksa dulu kalau suspect (virus corona) ya tak diizinkan. Tapi kita pastikan lagi dengan standar WHO dan otoritas kesehatan di Buleleng," katanya.
Diberitakan sebelumnya, Plt Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, Made Suadama Diana mengatakan, dua kelompok yang masing-masing beranggotakan 10 mahasiswa akan mengunjungi Buleleng pada 13 dan 14 Maret 2020.
Kedatangan mahasiswa itu menimbulkan kekhawatiran warga setelah ditemukannya kasus positif Covid-19 di Depok, Jawa Barat.
Sejumlah warga meminta Dinas Pariwisata Buleleng mempertimbangkan kembali kunjungan mahasiswa itu.
"Intinya menyampaikan bahwa ada program dari komunitas Jepang dan mahasiswa untuk melakukan kegiatan observasi dan pengambilan data di Desa Pedawa," kata Diana, Kamis sore.
Ia mengatakan, kelompok pertama datang pada 13 Maret.
Mereka akan mengambil data terkait sumber air dan observasi ke lapangan kurang lebih selama 4 jam.
Kemudian, kelompok kedua akan datang pada 14 Maret.
Mereka akan menetap selama enam hari.
"Ini yang diobservasi kan kebetulan Desa Pedawa ini sumber air di sana kan memang agak sulit, sehingga ini sebenarnya kegiatan yang multi years. Tahun lalu mungkin sudah dilihat dan sekarang tindak lanjutnya," kata dia. (*)