Babi Mati di Badung

Peternak Babi Cemas, Penanganan Penyakit Diduga ASF di Badung Belum Jelas

Bahkan peternak tidak bisa berbuat apa, lantaran hingga saat ini tidak ada kejelasan pemkab Badung dalam penanganan virus

Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Dwi Suputra
Ilustrasi Babi mati mendadak di Bali. 

Kini kandang indukan itu pun kosong melompong.

Bahkan tidak tahu kapan akan memulai usaha yang sempat menghidupkan perekonomian keluarganya tersebut

Sudiarta mengaku usaha peternakan babi miliknya hanya fokus pada indukan saja bukan penggemukan.

Anakan dari indukkan itulah yang dijual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Atas peristiwa babi yang mati mendadak itu ia tidak bisa berbuat banyak.

Lantaran hingga saat ini adanya wabah itu belum ditemukan vaksin.

“Karena ternak babi Mogok. sekarang saya lebih banyak kerja di proyek, proyek yang mengerjakan stil Bali atau ornamen ukiran Bali,” ucap Sudiarta

Lanjut Dia, 25 ekor indukan babi yang mati tersebut diantaranya ada yang lagi mengandung dan ada yang sudah beranak dan siap jual. Untuk yang sudah siap jual saja berjumlah kurang 50 ekor.

Anakan atau yang lazim disebut bibit itu sudah siap jual. Saat harga normal, per ekor bibit dihargai Rp700-Rp800 ribu.

Belum lagi indukan yang sudah apkir dihargai Rp 23 ribu perkilo.

“Kalau dihitung sayang rugi banyak. Bisa sampai puluhan juga atau ratusan. Apa lagi beli indukan termasuk pakannya, itu sudarh rugi,” jelasnya sembari mengatakan dengan kerugian begitu besar bagaimana berani mencoba jika belum ada vaksin.

Dikonfirmasi terpisah, Kepala Dinas Pertanian dan Pangan I Wayan Wijana mengatakan  sampai saat ini pihaknya belum mengetahui virus tersebut ASF atau bukan.

Pasalnya sampai saat ini hasil lab tersebut belum diumumkan. Bahkan untuk vaksinnya pun disebutnya juga belum ada

“Berdasarkan penjelasan dari Dirjen Peternakan Kementan, sampai saat ini memang belum ada vaksin maupun obatnya,” jelasnya.

Pihaknya mengaku untuk sementara ini, dinas Pertanian kabupaten Badung hanya bisa dan mengimbau peternak untuk  menerapkan bio sekuriti  yang dilaksanakan secara konsisten.

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved