Babi Mati di Badung
Peternak Babi Cemas, Penanganan Penyakit Diduga ASF di Badung Belum Jelas
Bahkan peternak tidak bisa berbuat apa, lantaran hingga saat ini tidak ada kejelasan pemkab Badung dalam penanganan virus
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM- MANGUPURA – Sebulan sudah berlalu, masalah babi mati di kabupaten Badung belum juga ada titik terang.
Bahkan peternak tidak bisa berbuat apa, lantaran hingga saat ini tidak ada kejelasan pemkab Badung dalam penanganan virus yang terduga Afrika Swine Fever (ASF) tersebut.
Pantauan Tribun Bali di lapangan, peternak babi belum berani berternak kembali.
Padahal babi yang mati sudah terjadi di Badung beberapa bulan yang lalu.
• IHSG Lanjut Melemah pada Sesi II Perdagangan Hari Ini
• Wabah Virus Corona, BI Kalkulasikan Kembali Pertumbuhan Ekonomi Tahun Ini
• Dibutuhkan Jasmani Sehat dan Kuat Untuk Menjadi Seorang Prajurit TNI Angkatan Udara
Bahkan kasus babi itu kembali menjalar dibeberapa daerah.
Pertama kaus babi mati itu mencuat di daerah Mambal, Abiansemal Badung.
Setelah wabah itu membuat babi peternak mati, wabah tersebut kini menyebar di daerah Desa Sobangan Mengwi, hingga di daerah Pelaga, Petang.
Padahal untuk menjawab kekhawatiran para peternak, Bupati Badung sembat mengatakan akan mencari hasil lab dari sampel yang dibawa Badung ke pusat.
Hanya saja sampai sekarang kecemasan peternak masih saja terjadi
Salah satu peternak babi di Banjar Semana, Desa Mambal, Kecamatan Abiansemal, Badung, Made Sudiarta saat dikonfirmasi mengaku belum berani memeilihara babi kembali.
Pasalnya hingga saat ini dirinya belum mendapatkan kejelasan dari pemerintah.
“Himbauannya hanya melakukan bio sekuriti. Kandang saya selalu bersih, namun tetap juga mati babinya,” ungkapnya Rabu (11/3/2020).
Pihaknya juga mengaku kausus babi yang mati sudah dialaminya sebulan yang lalu. Namun hingga kini kandangnya pun belum berani diberi bibit.
“Intinya sebelum ada vaksin saya tidak berani memelihara babi lagi,” bebernya
Ia menceritakan, ada sebanyak sebanyak 25 ekor babinya itu mati.