Berita Kota Denpasar
Sasar Pasien yang Jarang Berobat, Puskesmas 2 Denpasar Utara Siapkan Damakesmas
Terdapat dua kegiatan pelaksanaan yaitu Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Sehari-hari (SPGDTS), dan Perawatan Kesehatan Masyarakat (Perkesmas)
Penulis: Ni Luh Putu Wahyuni Sari | Editor: Wema Satya Dinata
Selain untuk penyakit yang tidak menular, atau pasien yang tidak bisa datang untuk berobat ke puskesmas, Damakesmas juga dapat digunakan untuk gawat darurat misalkan saja pada kasus ibu yang akan melahirkan.
Sedangkan untuk tenaga medis yang disediakan terdapat bidan, dokter, perawat.
Untuk jam kerja Damakesmas pada Puskesmas 2 Denpasar Utara sesuai dengan jam kerja pada umumnya yang melayani hingga pukul 14.00 WITA.
Program Damakesmas ini sudah di sosialisasikan ke masyarakat. Selain itu, Damakesmas biasanya membagikan biskuit untuk ibu hamil dengan resti (resiko tinggi). Ibu hamil yang termasuk golongan resti adalah yang lingkar lengannya kurang dari 23,5 cm, dan tinggi badannya yang kurang dari 145 cm.
"Kegiatan ini kami lakukan setiap bulannya untuk meningkatkan lingkar lengan agar saat melahirkan bayi tidak prematur. Apabila ada pasien ibu resti saat hamil pada saat sudah melahirkan akan tetap dikunjungi,' ujar, Bidan, Dayu Maya.
Intinya tujuan dari Damakesmas adalah mengajak masyarakat untuk datang ke fasilitas kesehatan.
"Pertama kita mengenalkan puskesmas seperti home care. Intinya agar pasien hipertensi atau penyakit tidak menular lainnya tetap bisa berobat," tambah, Dayu.
Selain itu, anak-anak dengan resiko tinggi juga akan terus dipantau agar tidak terjadi stunting (gizi buruk).
Contohnya saja jika terdapat bayi dengan berat badan lahir rendah, atau prematur akan tetap dilakukan pemantauan.
Apabila ditemukan bayi yang lahir dengan berat badan rendah akan dikunjungi seminggu atau dua minggu sekali.
Sementara untuk data pasien pada tiga wilayah kerja Puskesmas 2 Denpasar Utara pada kasus kebidanan berjumlah 138 orang pada tahun 2019.
Jumlah tersebut selanjutnya akan direkap untuk memastikan apakah akan ada pasien yang dikunjungi kembali.
Sedangkan, untuk kasus lain seperti penyakit tidak menular didapatkan data 100 kasus pada tahun 2019.
Lalu untuk kasus orang dengan gangguan jiwa sebanyak 20 kasus yang masih dikunjungi hingga saat ini. (*)