2 Bocah di Jembrana Meninggal Karena DBD
Dua bocah di Jembrana meninggal dunia karena terjangkit DBD (Demam Berdarah Dengue)
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Dikonfirmasi, Plt Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Jembrana I Putu Suekantara mengatakan, memang sudah dipastikan kedua bocah itu meninggal karena DBD.
Setelah mengetahui ada kasus itu, pihaknya melakukan penelusuran dari Puskesmas hingga RSU Negara.
Informasi yang merawat kedua korban, korban meninggal dunia karena DBD great 3 hingga 4.
"Ya memang hasil dari kedua pasien itu memang karena demam berdarah," tegasnya.
Sementara itu, Kabid Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Dinkes Jembrana I Gusti Agung Putu Arisantha, mengaku terkejut dengan adanya kasus ini.
Sebab, daerah tempat tinggal keduanya relatif tidak pernah terjadi kasus DBD.
Bahkan, selama ini tidak ada catatan DBD di dua kawasan tersebut.
Maka dari itu, pihaknya akan menyelidiki dari mana dua anak itu terkena gigitan nyamuk aedes aegypti itu.
"Sampai saat ini kita tidak ada catatan daerah andemis di lingkungan sekitar rumah kedua korban. Ini merupakan infeksi yang terjadi pertama kali di dua kawasan itu. Jadi timbul pertanyaan apakah tertular karena di rumah atau di luar wilayah itu. Tapi kami turut berduka dengan meninggalnya korban," jelasnya.
Atas hal ini, Dinkes melakukan fogging karena dua kasus tersebut.
Namun, untuk fogging tidak dilakukan tepat di rumah atau kawasan rumah tinggal korban.
Melainkan di tiga lokasi berbeda, yakni Desa Candikusuma, Kecamatan Melaya, kemudian di Kelurahan BB Agung, Kecamatan Negara, dan di Kelurahan Satria, Kecamatan Jembrana.
Dalam kegiatan fogging Dinkes Jembrana menerjunkan dua buah mobil fogging.
• Kisah Cinta Driver Ojek Online Nikahi Penumpangnya yang Berparas Cantik, Sempat Ditolak
• Demi Cegah Virus Corona, Kemendikbud Perbolehkan Dana BOS Untuk Beli Hand Sanitizer
Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinkes Jembrana, Ida Bagus Made Adnyana menyatakan, untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD, maka dari awal pihaknya sudah merapatkan barisan dengan semua jajaran kesehatan.
Pertama, puskesmas harus berkoordinasi dengan pihak desa untuk kembali mengaktifkan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk, yang dilakukan setiap hari Jumat di Kabupaten Jembrana.