Warga Desa Landih Bangli Keluhkan Pembuangan Bangkai Babi di Dekat Pura dan Bak Penampungan Air
Bangkai itu ditemukan pagi ini, dan segera diinformasikan kepada kelian dinasnya. Memang wilayah sekitar kerap ada lalu-lalang saudagar babi
Penulis: Muhammad Fredey Mercury | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, BANGLI – Masyarakat Desa Landih, Bangli dikejutkan dengan penemuan seekor bangkai babi lengkap dengan keranjangnya.
Warga pun mengeluh, sebab bangkai tersebut kini telah mengeluarkan bau tidak sedap.
Perbekel Desa Landih Wayan Suwarta, Kamis (12/3/2020) menjelaskan bangkai babi tersebut ditemukan pada tegalan milik warga bernama Jero Bayan Mudi, yang berlokasi di Banjar Landih.
Pihaknya pun yakin bangkai babi tersebut bukan milik warga setempat, melainkan oknum saudagar yang kerap melintas.
• Usai Dibantai Ceres Negros 4 - 0 Peluang Lolos Bali United Sulit, Tapi Teco Masih Optimis
• Babi Mati di Desa Dausa Bangli Diperkirakan Capai 300 Ekor, Tapi Belum Ada Solusi Pasti
• Kunjungan Wisatawan Turun Drastis Akibat Wabah Covid-19, Dispar Badung Akan Gencarkan Promosi
“Bangkai itu ditemukan pagi ini, dan segera diinformasikan kepada kelian dinasnya. Memang wilayah sekitar kerap ada lalu-lalang saudagar babi,” ucap dia.
Suwarta mengaku sudah sempat mengecek ke lokasi sekitar.
Hanya saja, ia tidak bisa memastikan kapan kematian babi tersebut, hingga akhirnya dibuang.
Kendati demikian, pihaknya mensinyalir bangkai tersebut baru saja dibuang oleh pemiliknya.
“Kemungkinan baru saja dibuang, dengan cara diangkut menggunakan mobil. Sebab di lokasi sekitar ada bekas ban mobil yang masih baru. Bisa jadi niatnya akan dibuang ke TPA, namun karena wilayah sekitar merupakan jurang, yang bersangkutan memutuskan untuk langsung buang kesana,” ucapnya.
Suwarta tidak menampik keberadaan bangkai babi tersebut sangat dikeluhkan warga.
Selain bangkai yang telah mengeluarkan bau menyengat, lokasi pembuangan bangkai berada di dekat pura serta bak penampungan air milik masyarakat.
“Karenanya dikhawatirkan bangkai tersebut menyebabkan lingkungan kita tercemar. Terlebih jika babi tersebut mati karena penyakit, dikhawatirkan menular ke ternak warga,” katanya.
Hingga kini bangkai babi tersebut belum diangkut oleh warga sekitar.
Pasalnya warga khwatir dengan penyakit ASF yang kini tengah merebak.
Pihaknya menjadwalkan untuk melakukan gotong royong bersama warga pada Jumat (13/3/2020).
Disamping itu, Suwarta juga mengaku telah berupaya mencari siapa pelaku pembuangan bangkai babi tersebut.
“Kebetulan di Koperasi ada CCTV, kami akan coba cek dari sana. Adapun jika sudah diketahui siapa pelaku pembuangan bangkai, kami akan tanyakan apa maksud yang bersangkutan membuang bangkai babi disana, sebelum memtuskan pemberian sanksi,” tandasnya. (*)