Bali Paradise

Gede Yadi Pertahankan Resep Turun-temurun Keluarga Lewat Laklak 'Laku 168'

Jika ada makanan yang dicari karena sedang hits, tentu juga ada laklak yang dicari karena menjadi legenda.

Penulis: Noviana Windri | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
TRIBUN BALI/NOVIANA WINDRI
Gede Yudi Ariawan saat ditemui di Laklak Buleleng 'Laku 168' di Jalan Drupadi, Sumerta, Denpasar, Bali. 

Untuk 2,5 kilogram adonan laklak untuk 10 kali proses pemanggangan laklak.

Tes Kepribadian: Pilih Gambar yang Menurutmu Paling Menarik, Kesuksesanmu Bisa Diraih Lewat Hal Ini

Ini Cara Merawat Tubuh Agar Selalu Wangi dan Harum

Meski laklak yang dijualnya sama seperti laklak pada umumnya, namun cita rasa dan kualitas dari laklak tetap ia jaga.

Bahan dasar dari tepung beras dan pewarna laklak masih dari pewarna alami yaitu dari daun suji.

Tungku dari tanah liat dan kayu bakar menggunakan kayu kopi agar aroma laklak lebih khas dan mendapatkan hasil yang sempurna.

Harga untuk 1 porsi yang berisikan 5 buah laklak dibandrol dengan harga Rp 5 ribu.

Laklak 'Laku 168' sendiri telah menjadi langganan pesanan dari acara di Kantor Gubernur Bali, kantor-kantor kedinasan, atau kantor bank di bali.

Bahkan mantan wakil Gubernur Bali I Ketut Sudikerta dan keluarga menjadi pelanggan Laklak 'Laku 168'. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved