Nyepi di Bali
Jelang Hari Raya Nyepi, Pasar Mengwi Badung Dikerumuni Penjual Bunga
Banyak masyarakat yang datang ke pasar Mengwi untuk memenuhi kebutuhan upacara sebelum perayaan hari raya nyepi.
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA - Situasi di Pasar Desa Adat Mengwi, Badung Kamis (19/3/2020) siang sangat berbeda.
Banyak masyarakat yang datang ke pasar Mengwi untuk memenuhi kebutuhan upacara sebelum perayaan hari raya Nyepi.
Pantauan Tribun Bali dilapangan, kondisi pasar sangat ramai, bahkan sebagian besar pembeli menyerbu pedagang bunga yang berjejer di areal pasar tersebut.
Keramaian pasar ini pun sering terjadi, menjelang hari raya besar di Bali.
• Festival Wayang Internasional di Gianyar Dibatalkan sebagai Antisipasi Penyebarluasan Covid-19
• Antrean Online Dibatasi 75 Per Hari, Disdukcapil Denpasar Terapkan Social Distancing
• Bule Amerika di Ubud Ini Mengeluh Tak Bisa Lagi Perpanjang Visa Untuk Liburan di Bali
Salah satu pedagang bunga pacah yang menyebut namanya buk Nyoman mengatakan menjelang hari raya pasar Desa Adat Mengwi memang selalu ramai.
Menurutnya banyak petani bunga yang menjajakan barang dagangannya di Pasar Mengwi
"Nggih (iya) biasa kalau mau rainan (hari raya suci) memang ramai pasarnya," ujarnya saat ditemui di Pasar Adat Mengwi.
Ia mengatakan, saat ini yang dicari masyarakat kepasar yakni sebagian besar kebutuhan upacara. Atau sarana prasarana bebantenan.
"Kalau bunga, sebagian besar bunga ini dari Mengwi sini. Ada juga dari Sobangan, Baha dan yang lainnya. Disini petani bunga yang langsung menjual hasil pertaniannya," jelasnya
Disisi lain, I Komang Ariani yang merupakan pembeli bunga mengaku harga bunga di pasaran kini berkisar diangka Rp 15.000 per kg.
Wanita asal Singaraja ini mengaku membeli bunga setiap hari dan akan dijualnya ke pasar Wangaya Denpasar.
"Kalau disini kan kita beli dari petani langsung jadi bunganya baru dan lebih murah," bebernya
Ia pun mengaku, saat ini kondisi di pasaran sangat sepi pembeli.
Hal ini dia akui sejak merambaknya isu virus corona.
"Sepi sekarang. Biasanya saya bawa 50 sampai 60 kg untuk di jual. Namun sekarang 40 kg," akunya.
Disinggung mengenai keuntungan pihaknya mengaku, memperoleh untung hanya Rp 1.000 untuk bunga per kg. "Sedikit dapat untung, iya ini untuk bekal anak juga," pungkasnya (*)