Tak Ada Penjelasan dari Guru Jadi Kendala Resdyanti Belajar di Rumah, Kadisdik: Masih Tahap Adaptasi

Resdyanti dan rekan-rekannya masih beradaptasi dan mengaku masih kebingungan dengan cara pembelajaran secara daring di rumah.

Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Eka Mita Suputra
Siswa di Klungkung sedang menjalani pembelajaran secara daring di rumah, Kamis (19/3) 

TRIBUN-BALI, SEMARAPURA - Ni Putu Resdyanti (14) dan rekan-rekannya sedang belajar kelompok, saat ditemui di Desa Banjarangkan, Klungkung.

Sudah tiga hari mereka belajar secara daring, setelah pemerinrah mengeluarkan kebijakan membatasi aktivitas masyarakat. 

Resdyanti dan rekan-rekannya masih beradaptasi dan mengaku masih kebingungan dengan cara pembelajaran secara daring di rumah.

" Cukup susah juga kalau belajar sendiri di rumah. Harus belajar berkelompok biar bisa diskusi," ujar Putu Resdyanti, Kamis (18/3/2020).

Pemain Bali United Hariono Sebut Lebih Bersemangat Dengan Kelahiran Putrinya

Terjadi 13 Kali Gempa Susulan, Pasca Guncangan Gempa Magnitudo 6,3 SR Kamis Dini Hari di Bali.

Dampak COVID-19, Pergerakan Penumpang Internasional di Bandara Ngurah Rai Turun Hingga 30 Persen

Ia menjelaskan, kesulitan utama ia  saat belajar dari rumah secara daring, yakni tidak adanya penjelasan langsung dari guru.

 Terlebih untuk mata pelajaran seperti matematika dan fisika.

Jika diminta memahami panduan di internet, menurut Resdyanti sangat sulit.

" Susahnya itu tidak ada panduan dan penjelasan langsung dari guru yang mengajar, jadi susah sekali mengertinya. Apalagi pelajaran seperti matematika dan fisika," ungkapnya.

Belum lagi masalah internet, yang menurut mereka sangat lelet saat malam hari. Resdyanti dan teman-temannya selama ini memakai paket internet murah, untuk kegiatan mereka sehari-hari.

Sehingga pada jam tertentu, terkadang internet sangat lamban dan tidak bisa membuka website.

 Jika mencari internet di tempat umum, juga rata-rata sangat lamban sehingga sangat menganggu proses belajar secara daring.

" Kalau malam hari, internet itu lambat sekali. Kalau mau bagus, paket internetnya biasanya mahal. Jadi sebisa mungkin, belajar pakai internet itu sore hari. Kalau malam benar-benar internet kami tidak bisa dipakai, paling bisa untuk kirim tugas pakai email atau whatapp," jelasnya.

Sementara Kepala Dinas Pendidikan (Kadisdik) Klungkung I Dwa Gde Dharmawan tidak menampik, saat ini proses belajar mengajar secara daring masih dalam tahap adaptasi.

 Selain memanfaatkan aplikasi yang ditawarkan Kementerian sepert Ruang Guru, Rumah Belajar, Zenius, pembelajaran juga dilakukan memanfaatkan Whatapp dan line grup.

 " Jika sekolah memanfaatkan aplikasi yang disarankan Kementrian itu, nanti absen sudah otomatis bisa dipantau. Jika sekolah yang hanya memanfaatkan Whatapp dan Line Grup  kami minta partisipasi orang tua untuk melaporkan kegiatan anaknya di rumah ke gurunya melalui Whatapp ke guru," ujar Dharmawan.

Sementara untuk tingkat PAUD, materi dikirimkan ke orang tua siswa.

Nantinya para orang tua lah yang berperan, untuk mendidik anak-anaknya untuk belajar membaca, berhitung, dan lainnya.

"Dalam sistem pembelajaran daring ini, setiap kepala sekolah merekap semua hasil pembelajaran itu dan dilaporkan kepada Dinas Pendidikan sesuai Satgas Covid-19 di Kabupaten," ungkap Dwa Dharmawan.

Pihaknya pun berharap wabah virus Corona  segera berakhir. Sehingga proses belajar mengajar secara tarap muka dengan guru bisa kembali normal. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved