Corona di Bali
Khawatir Terinfeksi Virus Corona, Petugas Medis di Puskesmas Buleleng II Pakai Jas Hujan
Hampir seluruh petugas medis di Puskesmas Buleleng II pada Senin (23/3/2020) mengenakan jas hujan saat melayani masyarakat.
Penulis: Ratu Ayu Astri Desiani | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
TRIBUN-BALI.COM, SINGARAJA - Hampir seluruh petugas medis di Puskesmas Buleleng II pada Senin (23/3/2020) mengenakan jas hujan saat melayani masyarakat.
Mereka khawatir terinfeksi virus corona, pasca adanya salah satu warga di Kecamatan Buleleng, Bali, yang ditetapkan sebagai pasien dalam pengawasan (PDP) diisolasi di RSUD Buleleng.
Dari pantauan di Puskemas Buleleng II, masing-masing petugas medis mulai dari ruang pemeriksaan anak, umum hingga gigi tampak mengenakan jas hujan, dan masker saat memeriksa pasien.
Kepala Puskesmas Buleleng II, dr. Ni Luh Susteny mengatakan, penggunaan jas hujan ini merupakan inisiatif dari para petugas medis sendiri.
• Cemburu Buta, Pelaku Tikam Pacar Baru Sang Mantan hingga Tewas, Tak Terima Pacar Baru Bermalam
• Wabah Corona Merebak, Erick Thohir : Saat Ini Angkasa Pura dan KAI Harus Siap Rugi
• Sekitar 181 Warga Bangli Masuk Kategori ODP Covid-19
Sebab, mereka khawatir terinfeksi virus corona, pasca adanya salah satu warga di wilayah kerja mereka ditetapkan sebagai PDP.
Selain mengenakan jas hujan, pihaknya juga menyusun langkah-langkah antisipasi berupa membuat screening dua pintu.
Pasien yang datang, pertama di screening di pintu pendaftaran.
Disana, petugas mendata keluhan pasien, dan mendata jejak perjalananya.
Bila di screening pintu pertama pasien dirasa bebas dari virus corona, maka pasien akan di arahkan di ruang tunggu, sekaligus diberikan sosialisasi perilaku hidup sehat.
Sementara jika ada pasien yang mengeluh sakit batuk, flu dan demam dan memiliki riwayat perjalanan ke luar negeri atau luar daerah, maka pasien akan diarahkan ke ruang pemeriksaan khusus yang telah disediakan.
Disana, pasien akan ditangani oleh dokter yang telah memiliki kompetensi terkait virus corona atau covid-19, yang juga telah mengenakan alat pelindung diri (APD).
Namun, Susteny tidak menampik, APD yang dimiliki oleh pihaknya sangat terbatas, yakni hanya ada tiga pasang.
Praktis seiring dengan berjalannya waktu, dokter yang bertugas di ruang khusus itu juga bakal ikut mengenakan jas hujan.
"Tenaga kami was-was juga. Walaupun saya sudah menjelaskan bahwa untuk mengenakan APD itu ada persyaratannya. Kita cukup jaga jarak, jaga kesehatan sendiri. Namun namanya tidak tau faktor risiko di sekeliling kita seperti apa, akhirnya teman-teman tadi pagi atas inisiatif mereka sendiri datang dengan mengenakan jas hujan. Entah itu ampuh atau tidak, dari pada tidak ada pelindung sama sekali, ya sudah dipakai saja," terangnya.
Bagaimana dengan kesiapan Puskesmas Buleleng II menerima para TKI yang sudah mulai kembali ke Buleleng?
"Ya memang tidak mungkin semua bisa dikarantina. Bila ada TKI yang pulang di wilayah kerja kami, kami akan terus memantau kesehatannya. Tidak perlu dijajagi. Cukup dipantau lewat telepon saja, apakah ada sakit batuk demam. Kalau ada, kami langsung berkoordinasi dengan Dinkes apakah akan dirujuk ke RSUD atau bagaimana," jawabnya.
Sementara Sekda Buleleng, yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Buleleng, Gede Suyasa mengatakan, tidak masalah jika para petugas medis di Puskemas Buleleng II berinisiatif mengenakan jas hujan saat melayani masyarakat.
Namun Ia menegaskan, sesuai protap, APD hanya bisa didistribusikan ke RSUD Buleleng dan RS Pratama Giri Emas. (*)