Ditengah Wabah Corona, Jangan Lupa Bahagia
Kebahagiaan adalah suatu keadaan yang dimaknai oleh indidvidu sehingga menciptakan perasaan senang dan kepuasan hati.
Regulasi diri dan kebahagiaan berhubungan satu sama lain.
Regulasi diri secara relatif mendukung adanya keterkendalian aktivitas dan membantu pengendalian dorongan sehingga berdampak pada kesejahteraan emosi atau rasa bahagia.
Pada saat seseorang memiliki afek positif, seperti hati girang, puas, bangga, memiliki rasa kasih, kebahagiaan, dan rasa gembira yang meluap, ia mampu melakukan regulasi diri.
Kembali pada keadaan adanya perubahan di saat pandemik ini, informasi mengenai kasus yang ada serta perubahan aktivitas sehari-hari, terkadang orang menjadi bingung dengan apa yang harus dilakukan.
Emosi yang bergejolak dapat menimbulkan rasa tidak nyaman.
Saat ketidakpastian terjadi, tentu rasa bahagia pun menjadi berkurang.
Yang perlu diketahui bahwa sebenarnya rasa bahagia sangat diperlukan oleh manusia.
Banyak hasil riset menjelaskan bahwa ada kaitan rasa bahagia dengan kesehatan dan imunitas tubuh.
Yang terjadi pada tubuh adalah, ketika individu merasa bahagia, ada pelepasan hormon seperti oxytocin, dopamin, dan serotonin.
Ketiga hormon ini seringkali disebut sebagai hormon bahagia.
Hormon-hormon ini diproduksi oleh hypothalamus.
Oxytocin memberikan efek adanya rasa relaks.
Oxytocin juga memberi pengaruh pada sistem imun di tubuh manusia.
Dengan memahami pentingnya merasa bahagia dan keterkaitannya dengan sistem imun tubuh yang menjadi lebih kuat, maka sangat perlu menciptakan kebahagiaan itu, khususnya di masa pandemik ini.
Salah satunya dengan melakukan regulasi diri secara tepat, teratur, dan konsisten sehingga mendapatkan keuntungan rasa bernilai dan bahagia.