Arwah Puspa Sari Akui Dirinya 'Melik' pada Balian, Mahasiswi Tewas di Jembatan Sangeh
Arwah Puspa Sari Akui Dirinya 'Melik' pada Balian, Mahasiswi Tewas di Jembatan Sangeh
Penulis: I Komang Agus Aryanta | Editor: Aloisius H Manggol
Arwah Puspa Sari Akui Dirinya 'Melik' pada Balian, Mahasiswi Tewas di Jembatan Sangeh
TRIBUN-BALI.COM, MANGUPURA – Suasana duka menyelimuti rumah Ni Putu Puspa Sari (20) di Banjar Ulapan II , Desa Blakiuh, Kecamata Abiansemal, Badung, Rabu (1/3/2020).
Beberapa warga sudah memadati rumahnya untuk mempersiapkan upacara pembakaran jenazah putu yang merupakan pelaku bunuh diri di Jembatan Sangeh.
Meski Puspa Sari ditemukan tak bernya dengan cara tidak wajar, namun pihak keluarga mengaku sudah mengiklaskan kepergian Ni Putu Puspa Sari.
• BREAKING NEWS: Akses Panjer Denpasar Ditutup, Disebut Masuk Zona Merah Penyebaran Virus Corona
Bahkan jenazahnya pun sudah dibawa pulang dan tidak dilakukan penyenyelidikan lebih lanjut atau otopsi.
Meski demikian, kedua orang tuanya yakni Putu Gede Bawa dan Ni made Lambon masih terasa terpukul.
Sehingga belum memungkinkan untuk dimintai keterangan.
• Duka dari Tanah Papua: Tiga Orang Tewas Tertembak Setelah Ikuti Rapat Virus Corona
Hanya saja Kelian Dinas Bajar Ulapan II I Made Wijana Astawa saat ditemui dirumah duka mengatakan bahwa keluarga sudah mengiklaskan kepergian Putu Puspa Sari.
“Saya mewakili keluarga sudah mengiklaskan kepergian Putu. Bahkan jenazah sudah kami ambil dan tidak dilakukan otopsi lebih lanjut,” ungkapnya.
Ia pun juga membenarkan jika Puspa Sari merupakan seorang mahasiswi yang kuliah di salah satu Universitas di Denpasar.
• Begini Cara Pemprov Bali Atasi Warga yang Bengkung Ditengah Mewabahnya Virus Corona
Phaknya menampik kepergian Puspa Sari dengan cara bunuh diri karena tidak di bayarkan uang kuliah.
“Nah terkait uang kuliah itu sejatinya akan dibayarkan, bukan itu yang menjadi penyebab utamanya,” tuturnya.
Disinggung mengenai penyebab, hingga korban nekat melakukan aksi bunuh diri, Wijana Astawa mengaku bahwa Puspa Sari seseorang yang Melik.
• Bayi di Gianyar Positif Virus Corona, Terungkap Riwayat Perjalanan Sang Bayi dan Ibunya
Melik yang dimaksud yakni suatu anugrah pada saat kelahiran anak yang teramat besar dari Ida Sang Hyang Widhi.
Dalam Lontar Purwa Gama disebutkan bahwa anak yang memiliki melik mempunyai rerajahan sejak lahir yang dapat menimbulkan kematian.
Sehingga diperlukan upacara pebayuhan otonan melik pada si anak untuk menetralisir kekuatan tersebut.
“Tadi keluarga sudah bertanya pada orang pintar, bahkan diorang pintar itu Putu menyampaikan dirinya melik.
Ia pun dikatakan tak ingat apa-apa, yang ia ingat dirinya dijemput dan naik kereta emas. Ia juga meminta keluarga yang ditinggalkan tidak sedih," jelasnya.
Lanjut dijelaskan, jenazah putu langsung diupacarai.
Bahkan di TKP sudah dilakukan upacara penebusan, termasuk di RSD Mangusada.
“Sesuai rencana Besok Kamis (2/4/2020) jenazah akan di bakar atau dikenal dengan kata mekinsan di geni,” jelasnya.
Wijana Astawa pun menceritakan awal mula kejadian bunuh diri tersebut.
Kata dia Putu sudah meninggalkan rumah sekitar pukul 22.30 wita pada Selasa (31/3/2020).
Sekitar pukul 01.00 wita atau jam 1 dini hari, ia mendapat informasi dari pecalang bahwa salah seorang warganya jatuh.
Ia pun langsung menuju TKP untuk melakukan pertolongan.
“Sebelum jenazahnya dievakuasi ke atas, kita dan aparat kepolisian serta masyarakat turun kebawah untuk memastikan bahwa ada korban. Sehingga pencarian sampai pukul 2.40 wita hingga sekitar jam 3 jenazah baru bisa diangkat ke atas,” paparnya.
Kejadian itu pun lanjut Wijana Astawa pertama kali ditemukan oleh seorang warga yang mencari air untuk mengairi sawahnya.
Sehinga kejadian itu disebarluaskan ke Pecalang di Blahkiuh.
"Saat berhasil dievakuasi, mayatnya pun langsung di larikan ke RSD Mangusada," pungkasnya (*)