Tips Sehat untuk Anda

Karantina Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental, Begini Cara Menangani dan Mengurangi Efeknya

Isolasi dapat berdampak pada kesejahteraan mental orang-orang, yang tidak boleh diabaikan

Editor: Irma Budiarti
Pixabay
Ilustrasi karantina covid-19 - Karantina Bisa Memengaruhi Kesehatan Mental, Begini Cara Menangani dan Mengurangi Efeknya 

TRIBUN-BALI.COM - Wabah virus corona atau Covid-19 telah menghentikan seluruh dunia karena hampir semua negara berjuang mencegah penyebaran virus ini dengan mengkarantina warganya.

Para ahli memperingatkan bahwa isolasi berkepanjangan ini dapat memicu atau memperburuk masalah kesehatan mental.

Sekarang sebagian besar negara memerangi pandemi.

Warganya berjuang dengan mengurangi kebebasan, kegiatan sosial yang membuat mereka bosan dan kesepian.

Ini dapat berdampak pada kesejahteraan mental orang-orang, yang tidak boleh diabaikan.

Apa itu Karantina?

Dikutip Tribunnews.com dari Boldsky.com, karantina sebagai pemisahan dan pembatasan pergerakan orang untuk mencegah penyebaran virus corona.

Bagaimana Karantina Memengaruhi Kesehatan Mental?

Ada banyak ketidakpastian dan stres yang bertahan selama pandemi.

Memikirkan cara menghabiskan waktu selama hari-hari karantina dapat berdampak buruk pada kesehatan mental.

Karantina memiliki dampak pada tiga elemen penting, yaitu kesehatan mental, kesejahteraan psikologis dan kesejahteraan sosial.

Fakta bahwa karantina telah membuat banyak orang terkurung di rumah mereka telah menyebabkan peningkatan beberapa risiko kesehatan.

Ini termasuk gejala depresi, gangguan fungsi kognitif, kurang tidur, kesehatan jantung buruk dan kekebalan tubuh rendah.

Meskipun karantina bersifat sementara, periode kesepian dan isolasi yang singkat dapat memiliki konsekuensi yang membahayakan kesehatan mental.

Sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet menunjukkan bahwa orang yang berada di karantina melaporkan gejala psikologis, yang meliputi depresi, stres, suasana hati yang rendah, insomnia, mudah marah, gangguan emosional, kemarahan, gejala stres dan kelelahan emosional.

Halaman
12
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved