Banyak Upacara Digelar pada Sasih Kedasa, Ketua MMDA Denpasar: Jadikan Momentum Bali Bebas Covid-19 

Ketua Majelis Madya Desa Adat (MMDA) Kota Denpasar, AA. Ketut Sudiana, mengatakan bahwa pada bulan ini akan banyak berlangsung upacara adat

Tribun Bali / Putu Supartika
Ilustrasi upacara yadnya 

Laporan Wartawan, Ni Luh Putu Wahyuni Sri Utami

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Sasih atau satu bulan Bali Kedasa khususnya dipercaya akan membawa perubahan positif bagi bumi Bali beserta segala isinya.

Kedasa yang dimaknai sebagai unsur pembersihan juga diharapkan akan menjadi momentum Bali dan dunia agar terbebas dari penyebaran penyakit Covid-19.

Ketua Majelis Madya Desa Adat (MMDA) Kota Denpasar, AA. Ketut Sudiana, mengatakan bahwa pada bulan ini akan banyak berlangsung upacara adat maupun agama seperti Dewa Yadnya, upacara yang dipersembahkan kepada para dewa.

Seperti yang dilakukan oleh desa adat, khususnya di Kota Denpasar, yang menggelar beragam upacara adat dan agama untuk memohon agar alam kembali stabil.

Kemenag Minta Calon Pengantin Tidak Menggelar Akad Nikah Saat Masa Darurat Covid-19

Tak Seberuntung Roro Fitria, Saipul Jamil Gagal Bebas untuk Cegah Covid-19, Pengajuannya Ditolak

PBB Keluarkan Resolusi Hadapi Covid-19, Indonesia Berperan Besar sebagai Penggagas

"Memang benar, sebagai wujud srada dan bakti umat Hindu yang ditujukan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Ida Bathara-Bathari pd Sasih Kedasa," ujar, AA. Ketut Sudiana pada, Jumat (3/4/2020).

Persembahan tersebut dilakoni umat berdasarkan keyakinan dan kepercayaan, serta arahan Pemerintah Provinsi Bali.

"Krama atau masyarakat adat mengaturkan yadnya berupa banten Pejati yang Nyejer atau bertahan dan bersembahyang di Pura Kahyangan Tiga secara serentak dan dilanjutkan pada 2 April hingga 7 April 2020. Momen ini bersamaan jatuhnya Bulan Purnama Kedasa dan upacara Bathara Turun Kabeh di Pura Besakih," tambahnya.

Selain digelar sesuai dengan hari baik, upacara ini digelar dalam bingkai pengendalian penyebaran Covid-19. Sehingga segala prosesi berlangsung sesuai protokol.

Kasus Virus Corona di Dunia Tembus Satu Juta orang, Tersebar di 204 Negara

Waspada, Ini Efek Anak Terlalu Sering di Depan Layar, Memiliki Sedikit Teman Hingga Rendah Diri

"Pelaksanaan upacara, misalnya mengaturkan banten pejati dan nyejer di Pura Kahyangan Tiga dilakukan oleh Krama bersama prajuru desa dan pemangku dengan jumlah maksimal 25 orang dengan tetap memperhatikan protokol Pencegahan Covid-19," imbuhnya.

Hal tersebut dilakukan agar tujuan upacara itu digelar sesuai dengan substansi pencegahan Covid-19 untuk memohon kesehatan dan keselamatan umat manusia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved