Corona di Bali
Perajin Tenun di Jembrana Kebanjiran Order Masker di Tengah Pandemi Corona
Perajin tenun di Jembrana ini mengaku dua pekan belakangan permintaan garapan masker kain kian tinggi
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Irma Budiarti
Ia mengorder kain, kemudian mengumpulkan barang jadi masker, selanjutnya mengirim ke pemesan.
Biasanya 1 meter kain dalam dua lapis, bisa dibuat 15 masker.
"Sekarang permintaan pelanggan itu masker kain yang pengikut di telinga itu harus pakai benang kain. Bukan pengikat karet itu yang dimau. Ya pokoknya satu meter kain dua lapis itu, jadi 15 masker lah," jelasnya.
Sebelumnya diberitakan, seorang perajin tenun Bali atau pemilik Arca Colecttion, Kadek Anggariasih yang gerainya berada di Banjar Tegalasih, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, mengaku banjir order masker kain.
Anggariasih menuturkan, pesanan masker dari sepekan lalu, membuatnya banting setir dari penjahit kebaya atau atribut pakaian adat Bali, menjadi perajin masker hingga 2000-an buah.
Biasanya ia hanya menjahit dengan seorang pekerjanya.
Karena pesanan membeludak, akhirnya meminta bantuan ke dua rekannya untuk membantu.
"Ada bank (plat merah) yang memesan 1.000 masker. Baru empat hari kami kerjakan. Kalau yang lain ada dari komunitas dan bank lainnya juga. Tapi cuma sekitar 100 sampai 200 buah masker," ucapnya ketika ditemui Tribun Bali di gerainya.
Ia melanjutkan, pesanan masker belum sepenuhnya rampung.
Hampir sepekan ia hanya bisa memproduksi sekitar 1.000-an masker dan masih harus menjahit lagi sekitar hampir 700-an untuk pesanan bank plat merah.
Banjirnya pesanan ini memang seiring dengan merebaknya Covid-19.
Bahkan, pendemi ini menjadi keuntungan tersendiri dibanding saat dulu menenun kebaya dan pakaian adat Bali.
(*)