Corona di Bali

Soal PSBB di Bali, Koster: Jangan Bicara Itu Dulu, Saya Pastikan Itu Masih Jauh

"Jadi kita pantau tiap hari sebenarnya transmisi lokalnya, aliran lokalnya itu menurut saya kecil (di) Bali. Karena itu untuk melakukan PSBB di Bali

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Gubernur Bali yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19) Provinsi Bali Wayan Koster melakukan konferensi pers seusai rapat dengan para bupati dan wali kota se-Bali di rumah jabatannya, Senin (13/4/2020). Dalam konferensi pers ini Koster didampingi oleh Wakil Gubernur (Wagub) Bali Tjokorda Oka Artha Ardana Sukawati (Cok Ace) dan Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Bali Dewa Made Indra 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Gubernur Bali Wayan Koster menganggap bahwa Pulau Dewata belum perlu melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam menangani pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Dalam konferensi pers di rumah jabatannya, Senin (13/4/2020), Koster mengatakan bahwa penerapan PSBB tersebut ada syaratnya.

 Pertama, peristiwanya banyak terjadi di tempat atau wilayah yang akan dilakukan PSBB.

Kedua yakni tingkat penyebarannya sudah tinggi dan menyebabkan risiko besar seperti korban nyawa dan sebagainya.

Jokowi Dorong Sinergi dan Kolaborasi antar Negara ASEAN untuk Menangani Covid-19

Garuda Indonesia Beri Layanan Priority Access bagi Para Tenaga Medis yang Bertugas Tangani Covid-19

Bukan April 2020, Pandu Riono Memprediksi Puncak Pandemi Covid-19 Akan Terjadi Pada Mei

"Untuk Bali menurut cara (PSBB) itu, maupun menurut hitungan saya dengan Ketua Harian Gugus Tugas, dengan Pak Wagub dan juga tim, belum waktunya dan masih jauh," kata Koster.

Ditegaskan olehnya, bahwa sampai hari Minggu (12/4/2020), jumlah kasus positif Covid-19 di Bali berjumlah 81 dan 19 orang diantaranya sudah sembuh.

Hanya sebanyak 60 pasien positif Covid-19 yang dirawat dan 51 orang diantaranya merupakan Pekerja Migran Indonesia (PMI) yang baru pulang dari luar negeri dan 13 orang terkena di luar daerah yakni DKI Jakarta dan Surabaya.

 Hanya delapan orang yang terjangkit Covid-19 akibat adanya transmisi lokal di Bali.

"Jadi kita pantau tiap hari sebenarnya transmisi lokalnya, aliran lokalnya itu menurut saya kecil (di) Bali. Karena itu untuk melakukan PSBB di Bali ini masih jauh. Menurut saya kira jangan bicara itu dulu dan saya pastikan itu masih jauh," tuturnya.

Koster pun membandingkan antara tingkat transmisi lokal antara Bali dan daerah lain. DKI Jakarta misalnya, kata dia, sudah mengalami positif Covid-19 sebanyak 2000 orang yang berasal dari transmisi lokal.

Selain itu, kasus di Jakarta juga berkaitan dengan wilayah lain yang jumlaj positifnya besar, seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah serta wilayah lain seperti Bogor dan Bekasi.

"Jadi memang kalau Jakarta ya bukan Jakarta saja, bahkan yang lain juga, Jakarta dan sekitarnya," kata Koster yang juga sebagai Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali itu.

Koster menegaskan, bahwa sebenarnya sangat mudah mengendalikan pandemi Covid-19 di Bali. Hanya saja kasus positif saat ini paling banyak dialami oleh PMI yang baru pulang dari luar negeri.

 Meski begitu, dirinya mengaku harus tetap menerima kedatangan PMI tersebut, karena bagaimanapun juga, mereka ada warga Bali.

"Apapun juga PMI ini kan kita yang punya, mereka-mereka warga Bali, bahkan dia itu pahlawan devisa. Menghadapi situasi ini kan bukan keinginannya. Ini adalah peristiwa alam, perusahaan memberhentikan, negaranya memberlakukan untuk dipulangkan. Ya kita sebagai tempat kelahirannya ya harus menerima ini," kata Koster. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved