PON 2020 Dibatalkan, Ketua KONI Bali: Kita Tunggu SK Presiden

Dalam rapat itu Komisi X DPR RI meminta agar PON tahun ini ditunda dan dilaksanakan tahun depan, namun keputusan hasil rapat itu perlu persetujuan

Penulis: M. Firdian Sani | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Ni Putu Dewi Adi Damayanthi
Ketua KONI Bali, I Ketut Suwandi 

Laporan Wartawan Tribun Bali, M. Firdian Sani

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - PON XX Papua tahun ini berada dalam situasi yang sulit karena pandemi virus corona yang melumpuhkan semua elemen kegiatan.

Kejelasan mengenai keberlangsungan PON atau batalnya PON digelar sebentar lagi menemui titik terang.

Ketua umum KONI Bali Ketut Suwandi mengatakan jika perhelatan PON sudah dalam pembahasan oleh Komisi X DPR RI, KONI Pusat, Ketua NOC dan Pemda Papua dalam rapat virtual yang diadakan di Jakarta beberepa waktu lalu.

Dalam rapat itu Komisi X DPR RI meminta agar PON tahun ini ditunda dan dilaksanakan tahun depan, namun keputusan hasil rapat itu perlu persetujuan lagi oleh pemerintah.

Akibat Virus Corona, Realisasi Penerimaan Pajak RI Januari-Maret 2020 Turun 2,5 Persen

Bandel, Satpol PP Gianyar Bubarkan Ibu-ibu yang Senam di Sebuah Studio Kebugaran

Pertama Berbahasa Indonesia, Tridatu Band Rilis Single Please Just Stay At Home

Suwandi pun mengaku sebelumnya telah menerima surat dari Gubernur Papua terkait penundaan PON, dan kali ini ia menunggu Surat Keputusan (SK) dari Presiden RI apakah disetujui atau tidak.

"Kita tunggu surat keputusan dari pemerintah, walau kita tahu ada surat dari Gubernur Papua dan juga rapat Menpora dengan Komisi X DPR RI dimana DPR RI mengusulkan penundaan PON XX Papua. Saat ini SK Presiden belum ada," katanya saat dihubungi Tribun Bali.

Suwandi menyadari situasi pandemi covid 19 ini membuat dampak sosial ekonomi yang buruk, ia pun meminta agar keberlangsungan PON ini diputuskan berdasarkan pertimbangan yang komprehensif.

"Dari awal saya pribadi menyatakan perlu pertimbangan komprehensip tentang PON XX 2020 karena pandemi global yang berdampak sangat luas terutama bagi perekonomian," paparnya.

Selain masalah perekonomian, Suwandi juga menyebut jika PON dipaksakan tahun ini maka kesiapan para atlet tidak akan maksimal mengingat mereka hanya berlatih di rumah.

"Juga adanya himbauan stay at home serta physical distancing sehingga atlet sudah tidak bisa maksimal dalam latihan maupun uji coba," ucap dia. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved