Corona di Bali

Pemprov Bali Jawab Usulan Bendesa Soal PSBB, Dewa Indra: Jangan Hanya Melihat Angka Positif

Usulan dari para bendesa ini pun akhirnya mendapatkan tanggapan dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali agar melalui Gugus Tugas Percepatan Penanganan

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Ketua Harian Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali, Dewa Made Indra dalam konferensi pers-nya Selasa (21/4/2020) 

Diberitakan Tribun Bali sebelumnya, para Bendesa Adat di Denpasar saat menghadiri rapat dengan Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar di Gedung Dharmanegara Alaya untuk membahas penanganan Covid-19, Senin (20/4/2020).

 Kebijakan PSBB diusulkan karena saat ini kasus positif Covid-19 di Kota Denpasar tertinggi di Bali dengan jumlah kasus 32 orang dan juga terdapat satu orang yang merupakan penduduk lokal meninggal dunia.

Usulan pertama datang dari Bendesa Adat Pagan, Wayan Subawa yang mengatakan bahwa dampak Covid-19 ini sudah dirasakan oleh masyarakat.

Beberapa langkah penanggulangan sudah dilakukan seperti melakukan pembagian sembako kepada warga baik yang dilakukan Pemkot maupun desa dan banjar.

Menurutnya apa yang dilakukan tersebut sudah mengarah pada kegiatan PSBB sehingga ia pun meminta agar Pemkot Denpasar menerapkan PSBB untuk memutus penyebaran Covid-19.

"Pemberian bantuan ini kan sudah mengarah ke langkah PSBB. Dan melihat dari kasus positif di Denpasar, saya usulkan agar Denpasar menerapkan PSBB. Apalagi PSBB ini kan tidak mengeluarkan anggaran dan tidak wajib memberikan sembako kepada warga, berbeda dengan lockdown" katanya.

Selain mengusulkan penerapan PSBB, Subawa juga mengusulkan agar memberikan hiburan kepada masyarakat untuk mengatasi kejenuhan dengan menayangkan atau memutar lawak atau drama di media seperti TV dan radio.

Usulan PSBB ini juga datang dari Ketua Satgas Gotong Royong Covid-19 Desa Adat Sesetan, Wayan Dudik Mahendra yang juga petajuh Desa Adat Sesetan.

Apalagi dirinya melihat, semakin hari jalanan di Denpasar sudah semakin padat oleh kendaraan walaupun sudah ada imbauan dari pemerintah untuk tidak keluar rumah jika tidak ada kepentingan mendesak.

"Saya lihat di Denpasar ini masih sama seperti tidak ada Covid-19, jalanan masih ramai, apalagi di lampu merah kita lihat banyak sekali warga yang keluar," katanya.

Ia pun mengatakan ada perbedaan ketika ia datang ke Kuta di mana jalanan terlihat sangat lengang.

Selain itu, dari sidak yang dilakukan di lampu merah di sesetan oleh pihak kepolisian pagi tadi, ditemukan 240 orang pengendara yang tak menggunakan masker.

"Mungkin kita perlu terapkan PSBB, atau jika tidak bisa, mungkin harus buat keputusan bersama lainnya seperti halnya saat pengarakan ogoh-ogoh kemarin," katanya.

Pihaknya mengatakan, jangan sampai semua usaha penanganan Covid-19 yang dilakukan menjadi sia-sia, apalagi Covid-19 ini tidak memandang krama wed maupun krama tamiu.

 "Saya minta kalau bisa silakan diterapkan PSBB. Mungkin diterapkan 7 hari dan kita gotong royong untuk survive.

Kalau tidak, buatkan keputusan bersama agar desa adat bisa lebih ketat dan warga tidak keluar masuk sembarangan," katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved