Corona di Bali

Desa Adat Guwang Gianyar Bagikan Sembako ‘Paica Ida Bhatara’ untuk Hadapi Covid-19

Sembako tersebut bagikan pada krama adat setempat, yang berjumlah 1.357 kepala keluarga (KK), Rabu (29/4/2020).

Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
Sembako dihaturkan di hadapan pelinggih di Desa Adat Guwang sebelum dibagikan pada krama sebagai bentuk paica Ida Bhatara, Rabu (29/4/2020) 

TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Desa Adat Guwang, Gianyar mengeluarkan anggaran sekitar Rp 300 juta, untuk membeli sembako.

Anggaran ini bersumber dari kas desa adat dan Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Guwang.

Sembako tersebut bagikan pada krama adat setempat, yang berjumlah 1.357 kepala keluarga (KK), Rabu (29/4/2020).

Sebelum sembako tersebut dibagikan, terlebih dahulu dihaturkan ke hadapan Ida Bhatara di pura setempat, lengkap dengan pembacaan doa yang dipimpin jro mangku, disaksikan sejumlah prajuru.

Setelah dihaturkan sebagai persembahan suci, dan dipercikkan tirta (air suci), selanjutnya sembako-sembako ini diserahkan pada krama adat sebagai bentuk paica dari Ida Bhatara.

Awal Bulan Ramadhan, BBPOM di Denpasar dan Disperindag Lakukan Pengawasan Rutin di Wilayah Denpasar

4.000 Pelanggan PDAM di Denpasar Digratiskan Mulai 1 Mei, Ini Kriterianya

Hasil Rapid Test 7 PMI Asal Tabanan Dinyatakan Negatif, Boleh Pulang Besok

Jro Bendesa Guwang, I Ketut Karben Wardana megatakan, paica merupakan suatu benda suci, yang secara filosofi diberikan oleh Ida Bhatara.

Dengan mempersembahkan sembako ini pada Ida Bhatara, lalu membagikan ke krama dalam bentuk paica, pihaknya berharap sembako yang nantinya dikonsumsi warga selama pandemi covid-19 ini, akan sangat bermanfaat.

Dimana selain untuk memenuhi kebutuhan makanan, juga memberikan kekuatan sekala dan niskala untuk warga.

“Semoga krama kami sehat, terjauhi dari segala penyakit, terutama virus corona,” ujar Karben.

Selain memberikan paica dalam bentuk sembako, Desa Adat Guwang juga memberikan tirta atau wangsuh padan Ida Bhatara.

Dimana tirta ini dipercikkan di pekarangan rumah dan diminum oleh krama sebagaimana ‘nunas tirta’ usai melakukan persembahyangan.

“Selain memberikan paica sembako sebagai benteng diri, kami juga memberikan tirta untuk dipercikan di pekarangan rumah untuk membentengi lingkungan dari hal yang tidak diinginkan,” tandasnya.

Dalam membagikan paica Ida Bhatara ini, Karben mengatakan, pihaknya menjalankan sesuai imbauan pemerintah, dimana dalam hal ini sama sekali tidak ada keramaian.

Paica tersebut, kata dia, dibawakan langsung banjar. Di Desa Adat Guwang ini terdapat tujuh banjar adat.

“Setiap krama ini, mengambil paica ini di banjar masing-masing. Kami sudah menginstruksikan kelian banjar agar jangan ada keramaian, dan setiap krama harus jaga jarak, dan menggunakan pelindung diri seperti masker,” tandasnya.

“Untuk pembagian sembako ini, kami gunakan kas adat dan LPD, kurang lebih Rp 300 juta. Terkait keberlangsungan pemberian sembako gratis ini,akan kami sesuaikan dengan situasi ke depan. Mudah-mudahan kondisi bisa segera pulih,” ujarnya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved