27 Napi Dapat Asimilasi, Sebelum Pulang Bagikan Nasi Bungkus ke Tukang Panggul di Pasar Umum Negara
Pemerintah saat ini juga membuat kebijakan pemutusan rantai penyebaran virus Sars Cov-2 dengan program asimilasi terhadap Narapidana
Penulis: I Made Ardhiangga Ismayana | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, NEGARA- Pandemi Covid-19, membuat banyak kalangan lumpuh dalam perekonomian.
Apalagi, para buruh kasar yang berada di pasar-pasar.
Di sisi lain, Pemerintah saat ini juga membuat kebijakan pemutusan rantai penyebaran virus Sars Cov-2 dengan program asimilasi terhadap Narapidana.
Seperti yang dilakukan oleh Rutan Kelas II B Negara yang menjalankan program dengan 27 Napi dibebaskan.
• Transmisi Lokal Tinggi di Bangli & Karangasem Jadi Bukti PMI Tak Disiplin Jalani Karantina Mandiri
• 40 Napi Rutan Kelas II B Negara Sudah Bebas Setelah Dapat Asimilasi
• Soal Kelonggaran Kredit, Ketua APPI Bali: Ada Mis Persepsi di Masyarakat terkait POJK
Sebelum bebas, para narapidana dengan berbagai kasus pidana di wilayah hukum Jembrana itu membagikan nasi bungkus bagi buruh kasar di Pasar Umum Negara.
Para buruh menjadi warga terdampak yang secara ekonomi lumpuh karena dampak Covid-19.
Guna meringankan beban, para buruh pun mendapat bantuan berupa nasi bungkus yang dibagikan para Napi.
Pemberdayaan Napi sendiri, merupakan program dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana, Kamis (30/4/2020) di Pasar Umum Negara.
Dandim 1617/Jembrana, Letkol Kav Jeffry Marsono Hanok, menuturkan, pembagian nasi bungkus itu merupakan program dari Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana.
Dimana Gugus Tugas membuat dapur umum, dengan beranggotakan, Personel dari Polres Jembrana, Kodim 1617/Jembrana, Batalyon Infanteri 741/GN, yang membuat Posko dapur umum di hotel Jimbarwana.
"Program dapur umum ini, bagaimana bisa membantu PMI yang diberikan konsumsi dan juga program berbagi ke buruh panggul di pasar," ucap Wakil Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Jembrana itu.
Pembagian dilakukan pihaknya, sambungnya, dibagikan ke pedagang dan orang yang membutuhkan. Selain tukang panggul, juga tukang ojek dan juru parkir.
Hal itu dilakukan, lantaran, adanya pandemi Covid-19 membuat penghasilan mereka turun jauh.
Seperti salah satu pedagang dan buruh panggul yang mengaku, dari pagi hingga menjelang siang belum ada pembeli.
"Kami lakukan ini supaya hasil yang sedikit bisa dibawa pulang. Sedangkan bantuan bisa dinikmati di tempat jualan," jelasnya.
Jeffry menyebut, bahwa dilibatkannya warga binaan dalam kegiatan sosial ini supaya mereka terbiasa dan diterima masyarakat.
Warga binaan bisa segera berinteraksi dan diimbau jangan melakukan permasalahan yang sama. Sehingga menumbuhkan rasa percaya diri.
"Mereka kami imbau supaya tidak mengulangi dan tidak dikucilkan oleh masyarakat," bebernya. (*).