Corona di Bali
Cerita Sopir Angkot di Gianyar Saat Pandemi Covid-19, Penghasilan Merosot Jadi Rp 30 Ribu per Hari
Bahkan akibat jarangnya masyarakat bepergian, mengakibatkan pendapatan mereka jauh merosot, bahkan ke level Rp 30 ribu per hari.
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Wema Satya Dinata
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Kesulitan ekonomi di tengah pandemi covid-19, tidak hanya dirasakan oleh pegawai yang kini dirumahkan.
Tetapi para sopir angkot yang aktivitasnya tidak dibatasi, juga merasakan hal yang sama.
Bahkan akibat jarangnya masyarakat bepergian, mengakibatkan pendapatan mereka jauh merosot, bahkan ke level Rp 30 ribu per hari.
Kondisi tersebut diceritakan, I Wayan Cagluk yang biasanya mangkal di Pasar Umum Gianyar, Kamis (30/4/2020).
• Banjar Dajan Tangluk Kesiman Denpasar Tutup Akses Wilayah 10 Jam pada Malam Hari
• Ini Daftar Aturan dan Sanksi Bagi Warga yang Nekat Mudik Lebaran 2020
• 27 Napi Dapat Asimilasi, Sebelum Pulang Bagikan Nasi Bungkus ke Tukang Panggul di Pasar Umum Negara
Dia menyebutkan, kondisinya tidak lebih baik dari pekerja lainnya yang dirumahnya.
Dia yang bekerja dari pagi hingga sore, hanya berpenghasilan Rp 20 ribu atau paling banyak Rp 30 ribu per hari.
Namun demikian, Caglug masih tetap bersyukur, setidaknya masih bisa mencari nafkah untuk keluarga.
“Tetap bersyukur. Kudiang men, ajak konyang ajak kekene (mau bagaimana lagi, semua orang juga begini,” ujar Cagluk.
Hal senada juga dikatakan sopir lainnya, Ketut Kariana.
Pihaknya sangat berharap situasi bisa segera pulih.
Biasanya, selain mendapatkan nafkah dari masyarakat yang pulang-pergi dari pasar, pihaknya juga mendapatkan penghasilan tetap dari melayani program pemerintah terkait angkutan gratis.
“Kini siswa tidak ada, para penumpang umum pun sepi. Kami hanya bisa berharap situasi ini cepat pulih,” ujarnya.
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, sebelum pandemik covid-19 ini, sejak tahun 2018 lalu, kondisi para sopir angkot sempat membaik, pasca ditinggalkan masyarakat karena memilih menggunakan kendaraan pribadi.
Perbaikan kondisi tersebut diakibatkan Pemkab Gianyar meluncurkan program angkutan gratis untuk para siswa.
Dalam program ini, para sopir diberdayakan.
Bahkan Dinas Perhubungan (Dishub) Gianyar mendata, rata-rata pendapatan sopir angkot yang ikut dalam program ini mencapai Rp 5 juta per bulan.
Dimana pendapatan tersebut selain karena mengangkut para siswa dan mengangkut penumpang umum. Namun saat ini kondisinya jauh berbeda akibat covid-19. (*)