Corona di Bali
Pelajar di Klungkung akan Dapat Kuota Internet Gratis, Bukan untuk Game Online dan Youtube
Pelajar di Klungkung akan Dapat Kuota Internet Gratis, Bukan untuk Game Online dan Youtube
Penulis: Eka Mita Suputra | Editor: Aloisius H Manggol
TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA- Setiap sekolah diarahkan untuk mengalokasikan dana BOS (Biaya Operasonal Sekolah), untuk kuota internet bagi siswa yang belajar secara daring dari rumah.
Hanya saja pihak sekolah di Klungkung, masih cukup kesulitan untuk menentukan teknis penyaluran kuota internet dari dana BOS ini.
Jangan sampai kuota internet yang diberikan, malah disalahgunakan oleh siswa.
Seperti digunakan bermain game online, youtube, dan sejenisnya.
Kadis Pendidikan Klungkung I Dewa Gde Dharmawan menjelaskan, pihaknya sudah mengirimkan surat ke setiap sekolah sejak 2 minggu yang lalu, agar anggaran BOS bisa dialokasikan untuk penyaluran kuota internet ke siswa yang melaksanakan belajar secara daring.
"Setiap sekolah sudah melakukan pendataan dan perubahan anggaran agar dana BOS bisa dimanfaatkan penyaluran kuota internet bagi siswa yang belajar daring," ungkap Dewa Gde Dharmawan, Minggu (3/5/2020).
Nantinya kuota internet itu diberikan ke siswa SD dan SMP yang mengelola dana BOS dan menerapkan belajar secara daring dari rumah.
Teknis dan kuotanya, nanti diatur masing-masing sekolah, karena kondisinya berbeda-beda.
Hanya saja pihaknya menegaskan, pemberian kuota ke siswa melalui dana BOS harus efektif, efesien, dan transparan.
Misalnya sekolah mendata dan memperhitungkan dengan tepat, berapa kebutuhan kuota siswa selama melalukan belajar daring.
Setiap sekolah juga harus memastikan, penggunaan kuota itu secara efektif digunakan untuk kegiatan belajar-mengajar secara daring.
Sementara penyaluran kuota ke siswa melalui jalur BOS itu, juga diharapkan pertanggungjawabannya jelas.
"Karena sudah mulai masuk perancangan perubahan RAK, kemungkinan anggaran untuk internet itu dihitung per April, dan jika tidak ada halangan mulai efektif bulan Mei ini. Mudah-mudahan bisa segera direalisasikan," ungkapnya.
Sementara Kepala Sekolah SMP N 1 Semarapura I Nyoman Karyawan mengungkapkan, pihaknya sudah menyusun RKA (rencana kegiatan anggaran) dan tinggal menunggu verifikasi dari Dinas Pendidikan.
Dirinya memperkirakan, pengalokasian anggaran untuk kebutuhan kuota siswa sekitar Rp 48 juta.
"Kami sudah cek dan coret beberapa kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan karena pendemi ini, misal ujian nasional dan ujian sekolah. Kira-kira kita punya anggaran sekitar Rp 48 juta untuk itu (kuota internet ke siswa)," ungkapnya.
Hanya saja pihaknya masih kesulitan, menentukan teknis dan mekanisme penyaluran kuota internet itu ke siswa agar tepat sasaran.
"Kami juga buat kajian, agar pemberian kuota internet ini tepat sarasan. Jangan sampai diberikan internet lalu cepat habis, karena digunakan untuk bermain game online atau Youtube-an," jelasnya.
Dengan alasan itu, pihaknya pun tengah menjajaki apakah bisa bekerjasama dengan provider.
Atau mencari provider yang memiliki paket khusus untuk belajar daring bagi siswa.
"Kami juga harus tetap perhatikan pertanggungjawabannya bagaimana, karena kondisi siswa itu berbeda-beda. Semisal siswa kami yang dari anak panti asuhan, mereka biasanya menggunakan perangkat secara bergiliran untuk belajar online. Apakah tetap diberikan per siswa atau bagaimana, seperti ini kan agak sulit SPJ-nya," jelasnya.
Khususnya di SMP Negeri 1 Semarapura, jumlah siswa berjumlah 888 orang yang saat ini semuanya belajar secara daring dari rumah.(*)