Berita Klungkung

Waspada Demam Tinggi Disertai Ruam, 11 Kasus Suspect Campak di Klungkung Diperiksa di BLK Surabaya

Waspada Demam Tinggi Disertai Ruam, 11 Kasus Suspect Campak di Klungkung Diperiksa di BLK Surabaya

istimewa
Imunisasi Campak terhadap di Klungkung belum lama ini. ist/Puskesmas Banjarangkan II 

TRIBUN-BALI.COM, SEMARAPURA - Dinas Kesehatan Klungkung memperketat survailans dan pencegahan terhadap penularan penyakit Campak.

Setiap menemukan anak demam tinggi disertai ruam, pihak Dinas Kesehatan langsung mengambil sampel darah untuk diperiksan di BLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) di Surabaya.

"Orang dengan demam 38 kertas disertai ruam (bintik merah) merupakan gejala dari suspek campak, wajib diambil spesimen darah/serum serta sampel urinya," ujar Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Klungkung I Ketut Ardana, Rabu (27/8/2025).

Baca juga: SELAMAT JALAN Aipda Ketut, Tinggalkan Sang Istri Putu Indah dan 4 Anak, Kecelakaan Begitu Cepat

Ia memaparkan, untuk tahun 2024 ditemukan 13 kasus suspect campak, dimana hasil pemeriksaan laboratorium, 1 orang positif Campak dan 12 hasilnya negatif.

Sedangkan tahun 2025 ini, ada 11 kasus suspect Campak yang ditemukan di Klungkung. Hasilnya baru keluar 4 dan semuanya negatif Campak.

"Untuk pemeriksaan sampel Campak ini di BLK (Balai Besar Laboratorium Kesehatan) di Surabaya. Hasilnya biasanya lumayan lama keluar, serta dipengaruhi oleh ketersediaan regen di laboratorium untuk keluar hasilnya," jelas Ardana.

Baca juga: MIRIS Nasib Kadek, Teganya Pelaku Biarkan Anggota Polres Buleleng Tewas di Jalan Singaraja - Seririt

Gejala campak umumnya diawali demam tinggi mendadak selama 4–7 hari, disertai batuk, pilek, mata merah, dan bercak putih di dalam mulut. 


Ruam merah biasanya muncul pada hari ke-3 hingga ke-5 setelah demam, bermula dari wajah lalu menyebar ke tubuh.


Tidak ada obat khusus untuk campak, pengobatan hanya bersifat suportif. Serta pasien harus istirahat cukup, pemberian cairan, vitamin A, serta obat penurun panas sangat penting. 


Pasien dirujuk bila muncul komplikasi seperti pneumonia, diare berat, atau dehidrasi. 


"Kami optimalkan program imunisasi untuk mencegah campak. Sementara penemuan kasus suspect Campak juga melibatkan surveilnas rutin, surveilnas aktif dan surveilans berbasis masyrakat," jelasnya.

 

Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved