Perayaan Waisak

Rayakan Waisak di Tengah Pandemi Covid-19, Umat Budha Beribadah di Rumah, Julio: Tak Kurangi Makna

Namun tak seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Hari Tri Suci Waisak tahun ini begitu berbeda dikarenakan adanya pandemi Covid-19.

Penulis: Putu Supartika | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa/Foto Julio Saputra
Pelaksanaan persembahyangan Waisak di rumah 

Laporan Wartawan Tribun Bali, I Putu Supartika

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR- Kamis (7/5/2020) umat Buddha, melaksanakan perayaan Hari Tri Suci Waisak 2564 BE.

Namun tak seperti tahun-tahun sebelumnya, pelaksanaan Hari Tri Suci Waisak tahun ini begitu berbeda dikarenakan adanya pandemi Covid-19.

Biasanya, hari raya ini dirayakan dengan berbagai rangkaian ibadah dan ritual, yang dilakukan secara bersama-sama baik di vihara, kuil, cetya, maupun candi.

Bahkan ada kegiatan lain yang turut menyertainya misalkan saja bazzar, pembagian makanan sehat, donor darah, bahkan ziarah.

Hari Terakhir Pendaftaran Diskon Listrik melalui www.lightup.id, Masih Ada Kuota bagi 7.803 Keluarga

Tingkat Kesembuhan Capai 68,18 Persen, RSUP Sanglah Tetap Siapkan Tambahan Ruang Isolasi Covid-19

Toko Tas Kulit di Klungkung Disatroni Maling, Kerugian Capai Jutaan Rupiah

Namun tahun ini, ibdah tak dilakukan secara bersama-sama.

Salah seorang umat Budha, I Made Julio Saputra saat dikonfirmasi mengaungkapkan sesuai intruksi dari Menteri Agama dan Dirjen Bimas Buddha Kementrian Agama RI, umat Buddha merayakan hari suci tersebut dan melakukan ritual puja bakti di rumah masing-masing.

Untuk merayakannya, dirinya akan mendengarkan Khotbah atau Pesan Waisak Nasional pada pukul 17.00 nanti yang disampaikan secara daring atau live streaming melalui kanal yang sudah tersedia, baik facebook, instagram, dan lain sebagianya.

“Saya mendengarkannya lewat channel Youtube Medkom STI (Sangha Theravada Indonesia),” kata Julio saat dihubungi, Kamis (7/5/2020).

Meski begitu, ia mengaku hal tersebut tidak mengurangi sedikit pun kualitas dari penghayatan makna Hari Tri Suci Waisak.

Di situasi yang tidak kondusif seperti sekarang ini, makna dari perayaan hari suci tersebut bagi umat Buddha tetaplah sama, tetap memperingati tiga peristiwa suci dalam hidup Buddha Sidharta Gautama, yaitu kelahiran Sidharta Gautama, tercapainya penerangan sempurna oleh Sidharta Gautama, dan parinibhanna atau mangkatnya Buddha Sidharta Gautama.

Ketika melakukan ritual puja bakti walaupun di rumah, ia mengatakan umat Buddha akan mengingat kembali ajaran Sang Buddha agar senantiasa selalu mempraktikan teladan dan perilaku Sang Buddha, serta menerapkan ajaran agama Buddha dalam kehidupan nyata sehari-hari.

“Hikmah yang barangkali bisa dipetik dari pandemi ini adalah hadirnya peradaban baru, yaitu kehidupan manusia yang lebih humanis, menguatkan rasa persaudaraan tanpa melihat latar belakang perbedaan suku, agama, ras, dan golongan. Tentu kondisi tersebut juga akan menguatkan sifat gotong royong yang sudah diwarisi oleh nenek moyang sejak dulu, saling tolong menolong sesame manuisa, memiliki kepedulian yang tinggi, dan sikap-sikap kebersamaan lainnya,” katanya.

Ia mengatakan, di kampung halamannya di Baturiti Tabaan membagikan bantuan berupa sembako kepada masyarakat yang membutuhkan.

Antisipasi Pencurian di Pura, Kapolsek Ubud Minta Tradisi Makemit Diaktifkan Kembali

Fakta-fakta Jenazah ABK Indonesia Dilarung ke Laut, Viral di Korea Hingga Kronologi Meninggalnya

Buat Sendiri Masker Rambut Alami di Rumah, Rambut Ternutrisi dan Anti Kusut

“Di sini di Vihara Dhamma Dana Baturiti, bantuan tersebut diserahkan langsung kepada mereka yang dianggap layak menerima bantuan. Pelaksanaan bakti sosial ini tentu telah mematuhi protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah, seperti jaga jarak, cuci tangan dan berkoordinasi langsung dengan pihak yang membutuhkan,” katanya. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved