BKKBN Bali Khawatirkan Banyak Pasangan Usia Subur Tak Mengganti Alat Kontrasepsi di Masa Pandemi

Prediksi adanya peningkatan angka kehamilan ini dikarenakan terdapat kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dari pemerintah.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Eviera Paramita Sandi
Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay
Ilustrasi Foto Wanita Hamil 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali mengkhawatirkan adanya peningkatan kehamilan bagi Pasangan Usia Subur (PUS) di tengah pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Prediksi adanya peningkatan angka kehamilan ini dikarenakan terdapat kebijakan bekerja dari rumah atau work from home (WFH) dari pemerintah.

Pelaksana Tugas (Plt) Kepala BKKBN Provinsi Bali I Made Arnawa mengatakan, bahwa banyak pasangan usia subur yang seharusnya mengganti alat kontrasepsi karena masa berlakunya sudah habis.

"Alat kontrasepsi yang masa berlakunya sudah habis harus diganti atau dicabut dan di pasang dengan yang baru lagi," kata Arnawa saat dihubungi Tribun Bali melalui pesan singkat WhatsApp, Senin (11/5/2020) siang.

Namun di tengah pandemi Covid-19 dan keharusan mengganti alat kontrasepsi, banyak fasilitas kesehatan (faskes) tidak bisa melayani dengan optimal.

Oleh karena itu, pihaknya mengkhawatirkan di akhir tahun 2020 nanti akan terjadi ledakan kelahiran bayi atau baby boom.

Guna mengantisipasi hal tersebut Arnawa mengaku sudah mengambil langkah-langkah strategis dengan melakukan koordinasi bersama sejumlah pihak.

Sejumlah pihak yang dimaksud yakni pejabat daerah, para steakholders,  para mitra kerja, tokoh agama (Toga), tokoh masyarakat (Toma), tokoh adat (Todat) termasuk para penyuluh Keluarga Berencana (KB) yang tersebar di seluruh desa.

Selain itu pihaknya juga bergandengan dengan Bintara Pembina Desa (Banbinsa) dan Bhayangkara Pembina Keamanan dan Ketertiban Masyarakat (Babinkantibmas) untuk melakukan komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) kepada masyarakat luas untuk menunda kehamilan di dalam masa pandemi Covid-19.

Dalam kondisi seperti ini, Arnawa mengaku beryukur karena tingkat kemandirian masyarakat dalam mengikuti program KB di Pulau Dewata cukup tinggi.

"Setelah kita amati para provider, yakni bidan dan dokter kita masih tetap melayani pemasangan alat kontrasepsi. Dan moga-moga apa yang menjadi kekhawatiran kita tidak terjadi di Indonesia khususnya Bali juga," harapnya.

Arnawa juga mengaku bahwa pihaknya telah menugaskan PKB  agat mengimbau secara lisan kepada masyarakat untuk menunda kehamilan di tengah pandemi Covid-19.

Imbauan itu diberikan karena kehamilan akan menjadi rentan dalam situasi seperti ini karena tidak secara optimal mendapatkan pemeriksaan dari tim medis. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved