Serba Serbi dirumahaja
Cukup Menjadi Orang Biasa untuk Berkarakter
kepribadian kita selalu mengalami perkembangan ketika telah berasil memcahkan sebuah permasalahan atau krisis dalam hidup ini.
Karena merasa gagal pada setiap langkah atau aktivitas di dalam hidupnya. Kepercayaan diri yang lemah merasa selalu tidak berguna, mengguncang kejiwaannya.
Banyak orang-orang mengalami kondisi ini di lingkungan kita, bisa teman kita, saudara kita, atau bahkan kita sendiri yang tanpa kita sadari sebenarnya sudah masuk pada pintu awal kondisi ini.
Memang banyak sumber mengatakan bahwa kondisi ini banyak ditemukan di kalangan remaja.
Wajar saja hal itu terjadi karena pada waktu remaja ini mereka masih mencari jati dirinya, masih mencoba hal-hal baru ntuk dikenali dan dipecahkan permasalahannya.
Kadang inilah penyebabnya. Dimana meraka ternyata tidak mampu memecahkannya dan merasa gagal serta salah arah.
Sebenarnya kondisi ini bisa kita cegah dengan pendidikan karakter. Karakter yang kuat akan menumbuhkan pribadi yang kuat pula.
Tidak mudah mengalami kondisi yang melemahkan termasuk krisis identitas ini. Sayangnya, pendidikan karakter kita belakangan ini terabaikan begitu saja.
Sehingga setiap individu tidak dibentuk karakternya yang pada akhirnya tidak memiliki karakter tersendiri. Karakter merupakan identitas itu sendiri.
Karakter atau identitas adalah suatu hal yeng mencirikan setiap individu sehingga dapat dikenali, diperhatikan, dihormati, atau dianggap oleh orang lain.
Sehingga pada akhirnya akan memiliki motivasi atau arah hidup yang kuat.
Dewasa ini memang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat. Segala sesuatu semakin mudah untuk didapatkan, dilakukan, serta dikomunikasikan.
Namun kenyataannya semakin banyak pula individu yang tidak mempunyai karakter yang kuat.
Malah semestinya di era inilah dibutuhkan karakter yang kuat itu.
Tujuannya ialah untuk menjaga diri kita dari segalah godaan yang menyebabkan terjerumusnya ke dalam sebuah masalah yang mengakibatkan krisis ini.
Banyak orang yang bergelimang harta, pendidikan yang tinggi, jabatan yang tinggi, serta popularitas yag tinggi justru merasa kehilangan arah dan tidak mengenali jati dirinya.