Virus Corona

Pertumbuhan Ekonomi Anjlok Dua Kuartal Berturut-turut, Jepang Masuk Jurang Resesi Parah

Mengutip Reuters, Kantor Kabinet Jepang melaporkan ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut turun 3,4% pada kuartal I-2020.

Editor: Wema Satya Dinata
KOMPAS.com/LUSIA KUS ANNA
ILUSTRASI Miniatur kuil Jepang di Tobu World Square, Kinugawa Onsen, Nikko, Jepang 

TRIBUN-BALI.COM - Ekonomi Jepang pada kuartal I-2020 tergelincir ke dalam resesi parah untuk pertama kalinya sejak 4,5 tahun terakhir.

Hal ini juga membuat Jepang masuk dalam jalur untuk kemerosotan terdalam pascaperang sebagai dampak dari pandemi virus corona yang merusak iklim bisnis dan konsumen.

Mengutip Reuters, Kantor Kabinet Jepang melaporkan ekonomi terbesar ketiga di dunia tersebut turun 3,4% pada kuartal I-2020.

Angka ini sebenarnya lebih baik dari proyeksi para analis yang melihat penurunan 4,6% pada produk domestik bruto (PDB) Jepang.

Pembatasan Penerbangan dan Cara Pulihkan Sektor Pariwisata dari Dampak Wabah Virus Corona

Telkom Ikuti Arahan Soal Pembentukan Tim Khusus Penanganan Covid-19, Siapkan Skenario The New Normal

Briptu Kristian Diserang Secara Brutal Oleh KKB Papua Saat Sendirian di Pos Polisi Paniai

Jatuhnya ekonomi Negeri Tirai Bambu ditandai dengan ekspor yang anjlok, terbesar sejak gempa bumi Maret 2011.

Memang, dampak virus pada perusahaan Jepang cukup kejam setelah ekspor ambles 6,0% di periode Januari-Maret, penurunan terbesar sejak April-Juni 2011.

Kebijakan lockdown yang dilakukan sejumlah negara untuk menahan penyebaran virus corona menghancurkan rantai pasokan dan menghantam pengiriman barang-barang Jepang.

Analis memperingatkan gambaran yang lebih suram untuk kuartal II-2020 karena konsumsi runtuh setelah pemerintah pada bulan April meminta warga untuk tinggal di rumah dan bisnis untuk tutup. 

"Sudah hampir pasti ekonomi mengalami penurunan lebih dalam pada kuartal saat ini," kata Yuichi Kodama, kepala ekonom di Meiji Yasuda Research Institute.

 "Jepang telah memasuki resesi besar-besaran," Imbuhnya.

Kontraksi selama dua kuartal berturut-turut sudah memenuhi definisi teknis dari resesi.

 Terakhir kali Jepang mengalami resesi adalah di paruh kedua 2015.

Kemuraman di Jepang diperkirakan akan semakin dalam beberapa bulan mendatang.

Analis yang disurvei oleh Reuters memperkirakan, ekonomi Jepang akan menyusut 22,0% secara tahunan pada kuartal II-2020.

8 Jus Buah Ini Cocok Bagi Seseorang yang Memiliki Hipertensi, Dapat Menurunkan Tekanan Darah Tinggi

Meski Jarang Terjadi, Ini 5 Arti Mitos Kedutan di Hidung, Pertanda Dapat Kabar Buruk dari Keluarga

Bocah Penjual Jalangkote Di-bully Sejumlah Pemuda di Jalan, Ini Faktanya

Ini akan menjadi penurunan terbesar dalam catatan, dengan tekanan pada output yang meningkat setelah Perdana Menteri Shinzo Abe mengumumkan keadaan darurat nasional di tengah peningkatan infeksi virus corona pada bulan April lalu.

Keadaan darurat dicabut untuk sebagian besar wilayah pada hari Kamis (14/5/2020) lalu, tetapi tetap berlaku untuk beberapa kota besar termasuk Tokyo.

Konsumsi swasta, yang menyumbang lebih dari setengah ekonomi Jepang sebesar US$ 5 triliun tergelincir 0,7% pada Januari-Maret.

Realisasi ini memang lebih baik dibanding perkiraan pasar untuk penurunan 1,6%, karena permintaan yang kuat untuk makanan dan kebutuhan sehari-hari sebagian mengimbangi dampak pada pengeluaran layanan.

Namun, itu menandai penurunan kuartal untuk kedua kalinya secara berturut-turut.

Ini terjadi setelah rumah tangga dilanda double-whammy dari virus corona dan kenaikan pajak penjualan menjadi 10% dari 8% pada Oktober tahun lalu.(*)

Sumber: Kontan
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved