Hari Kedua Pasca Longsor di Perum Taman Bina Mulia Denpasar, Ekskavator Dikerahkan
Waktu itu, Made Agus W dan keluarganya masih tertidur lelap. Tiba-tiba suara gemuruh terdengar keras hingga membuatnya terbangun kaget.
Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Eviera Paramita Sandi
TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Hari kedua pasca longsor di Jalan Made Bina, Perum Taman Bina Mulia, Blok E, nomor 5, Ubung Kaja, Denpasar Utara, Denpasar, Bali, puing-puing dibersihkan dengan alat berat, Selasa (2/6/2020)
Seorang petugas tampak mengoperasikan sebuah alat berat (ekskavator) berwarna ungu mengeruk puing-puing dinding tebing pasca longsor Senin (1/6/2020) dini hari kemarin akibat hujan dengan intensitas tinggi yang melanda Kota Denpasar.
Tampak pula sebuah mobil yang bagian depannya terkubur longsoran.
• 6 Kasus Positif Covid-19 di Bangli, Seluruhnya Merupakan PMI
• Dua Orang Alami Kecelakaan di Jalan Sunset Road Kuta
Puing-puing bangunan tebing yang longsor itu kemudian dibersihkan dan diangkut menggunakan truk milik Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kota Denpasar.
"Giat pagi ini pembersihan puing-puing tembok dan senderan longsor, dibantu truk DLHK untuk mengangkut puing-puingnya," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar, Ida Bagus Joni Ariwibawa kepada Tribun Bali pagi ini.
Sebelumnya diberitakan, Hujan deras mengguyur Kota Denpasar Senin (1/6/2020) dini hari pukul 02.30 wita.
Waktu itu, Made Agus W dan keluarganya masih tertidur lelap.
Tiba-tiba suara gemuruh terdengar keras hingga membuatnya terbangun kaget.
"Pas lagi tidur ada suara keras sekali saya kaget langsung bangun ternyata ada longsor," kata penghuni rumah paling Pojok di Jalan Made Bina, Perum Taman Bina Mulia, Blok E, nomor 5, Denpasar Utara itu saat ditemui di rumahnya
Akibat longsor tersebut, sebuah mobil Ford milik Made Agus W ringsek tertimpa reruntuhan puing-puing bangunan.
Tak hanya mobil, pagar rumahnya pun ikut tertimpa longsor.
"Padahal saya baru tinggal disini dua minggu," kata pria 41 tahun asal Gesing, Singaraja itu kepada Tribun Bali
Kerugian yang ia alami dari musibah tersebut sebesar Rp 100 juta lebih.
Belum lagi ia harus membenahi pagar-pagar rumahnya yang tertimpa longsor.
"Harapan saya, yang penting saya dibantu membersihkan puing-puing longsor ini," harap Agus
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini.
Selain mobil Made Agus, ada lima sepeda motor milik tetangganya yang ikut tertimbun reruntuhan longsor pagi tadi.
Empat motor milik tetangga di sebelahnya, satu motor milik tetangga di atas rumahnya.
Kalak BPBD Kota Denpasar, Camat Denut dan pihak terkait sudah sempat meninjau ke lokasi kejadian.
Kalak BPBD Kota Denpasar, IB Joni Ariwibawa menjelaskan, banjir dan tanah longsor yang terjadi Senin (1/6/2020) disebabkan oleh tingginya intensitas curah hujan yg mengguyur wilayah Denpasar dan Badung Utara pada Sore hari tanggal 31 Mei 2020 sampai dinihari 1 Juni 2020.
"Hujan itu menyebabkan debit air tidak mampu tertampung di aliran sungai dan menyebabkan beberapa tanggul di perumahan perumahan tidak kuat menahan debit air tanah sehingga menyebabkan terjadinya lonsor dan endapan lumpur di pemukiman warga," kata Joni Ariwibawa. (*)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/bali/foto/bank/originals/longsor-denpasar.jpg)