Gempa Bumi di Bali

Akibat Gempa Bumi 6.0 SR Semalam, Nihil Kerusakan di Denpasar dan Tidak Tercatat Ada Gempa Susulan

"Tidak ada dampak gempa. Berdasarkan hasil monitoring dan laporan dari warga, nihil kerusakan bangunan atau keretakan rumah akibat gempa yang terjadi

Penulis: Adrian Amurwonegoro | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/Adrian Amurwonegoro
ilustrasi gempa bumi skala III MMI 

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Meski dirasakan nyata di dalam rumah dengan intensitas III MMI (Modified Mercalli Intensity) di Wilayah Denpasar namun gempa bermagnitudo 6.0 Skala Richter (SR) mengguncang Nusa Tenggara Barat (NTB) Rabu (3/6/2020) pukul 22.54 WIB itu dilaporkan tidak menyebabkan kerusakan bangunan.

Hal ini disampaikan oleh Plt Kepala Bidang Kegawatdaruratan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Denpasar, Agung Surya saat dikonfirmasi Tribun Bali, Kamis (4/6/2020) siang ini.

"Tidak ada dampak gempa. Berdasarkan hasil monitoring dan laporan dari warga, nihil kerusakan bangunan atau keretakan rumah akibat gempa yang terjadi Rabu malam kemarin," kata Agung.

Sementara itu, Kepala Stasiun Geofisika Sanglah Denpasar, Ikhsan, ST, M.Si menerangkan tidak ada gempa susulan dari sistem monitoring hingga pukul 12.00 Wita.

Cok Ace Sebut Pariwisata Bali Pascapandemi Covid-19 Momentum Tepat Galakkan Transaksi Non-tunai

Innov Party Bali Akui Penjualannya Meningkat untuk Produk Pajangan & Gift Selama Pandemi Covid-19

AFC Beri Sinyal Piala AFC 2020 Segera Bergulir Kembali, Siap-siap Bali United dan PSM Makassar

"Sejauh ini belum ada gempa susulan yang tercatat di sistem momitoring kami," terang dia.

Sebelumnya diberitakan, dikutip dari akun Twitter resmi BMKG, @infoBMKG, pusat gempa berada di laut 132 km Barat Laut Pulau Saringi, NTB dengan kedalaman 664 km.

Gempa dirasakan (MMI) III Denpasar, III Kuta, III Mataram, III Lombok Barat, dan II Sumbawa Barat.

Dari laporan BMKG, gempa tidak berpotensi menimbulkan tsunami.

Jenis dan Mekanisme Gempabumi

Menurut BMKG, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dalam akibat aktivitas subduksi lempeng Indo-Australia yang menunjam ke bawah lempeng Eurasia.

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan turun dan mendatar ( oblique normal fault ). (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved