Breaking News

Hati-Hati, Stres pada Orangtua Bisa Sangat Melukai Anak

Ada kondisi, seperti cabin fever yang terjadi seperti tanpa jeda, hingga kewajiban merawat anak-anak sendirian sambil tetap harus memenuhi komitmen

pexels.com
Ilustrasi 

TRIBUN-BALI.COM - Coba perhatikan. Apakah kamu menjadi orangtua yang lebih sering marah kepada anak di tengah tekanan masa pandemi Covid-19? Jika iya, maka kamu sebenarnya tak perlu khawatir.

Sebab, kamu tidak sendirian. Ketika keluarga "terjebak" hanya berada di dalam rumah, disadari atau tidak orangtua memang memiliki kecenderungan untuk menjadi lebih mudah marah.

Ada pula rasa frustrasi terhadap anak-anak akibat pandemi ini, hingga memicu hilangnya kesabaran orangtua.

“Kelanjutannya adalah orangtua biasanya lalu merasa sangat bersalah, menyesal, karena sempat kehilangan kesabaran," kata Psikiater di Pusat Kesehatan Psikologis Singapura, Dr Lim Boon Leng.

Kondisi tinggal di rumah memang berpotensi meningkatkan kadar stres pada orangtua terkait berbagai isu dan masalah yang menjadi pemicunya.

Zona Merah Jangan Dulu Menerakan New Normal, Zona Hijau Terserah Pemda

Seperti Bakery Terkenal, Berikut Trik Membuat Bakpia Yogyakarta yang Renyahnya Berlapis

Lebih dari 10.000 Orang Ditangkap saat Protes Pembunuhan George Floyd di Amerika Serikat

Theresa Pong, Penasihat Utama di Focus on the Family Singapore, yang biasa memberikan pendampingan kepada pasangan suami-istri memberi pendapat tersebut.

Ada kondisi, seperti cabin fever yang terjadi seperti tanpa jeda, hingga kewajiban merawat anak-anak sendirian sambil tetap harus memenuhi komitmen kerja.

Belum lagi, kondisi yang memaksa suami-istri bekerja berdekatan di rumah, kekhawatiran tentang keuangan, kesehatan, dan hal-hal menyangkut gaya hidup keluarga.

Di saat orangtua memiliki harapan tinggi untuk bisa menghabiskan lebih banyak waktu dengan anak-anak, mereka juga harus menyeimbangkan kondisi bekerja dari rumah, sambil merawat anak-anak.

Pada akhirnya, garis tegas yang semula memisahkan urusan pekerjaan dan keluarga, kini kian samar.

" Stres tambahan dapat mengakibatkan kekecewaan dan bahkan kebencian, menyebabkan orangtua kehilangan regulasi emosional," kata Pong. Ibu ternyata lebih stres daripada ayah.

Bayi Berusia 4 Bulan di Jembrana Batuk Dan Sesak Nafas Dinyatakan Reaktif Rapid Test, Swab Negatif

Keluar dari Penjara YouTuber Ferdian Paleka Kembali Bikin Heboh, Sebut Betah di Dalam

WIKI BALI - Langkah Membuat Video Tutorial Make Up Ala Beauty Vlogger Hits Ni Putu Chandra

Meskipun stres dapat terjadi pada ibu dan ayah, namun ibu lebih rentan, karena mereka cenderung menjadi pengasuh utama.

Pandangan ini diutarakan Christine Wong, pendiri dan pelatih psikotrauma utama di Rhemaworks International -sebuah lembaga konsultasi swasta untuk pelatihan dan terapi kehidupan dan pribadi.

Wong mengatakan, data survei keluarga di Singapura, dengan responden 1.076 ibu di bulan Maret dan April, telah membuktikan hal ini.

Ditemukan, sebanyak 60 persen ibu dari jumlah tersebut merasa tingkat stres mereka berada pada angka tujuh dalam skala 10.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved