Mengenal Putu Pusphawati, Jadikan Rumah Pribadi sebagai Yayasan Anak Berkebutuhan Khusus
Putu Pusphawati Kula merupakan seorang ibu rumah tangga sekaligus guru terapis anak berkebutuhan khusus di Yayasan Sehati Bali, Peguyangan, Denpasar,
Penulis: M. Firdian Sani | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
"Kita tidak pernah memberatkan, karena kan ini memang berawal dari keinginan membantu. Karena sekolah anak-anak autis itu kan biasanya mahal. Saya tidak pernah memaksa, seikhlasnya saja," ucapnya.
• Komunitas Pencinta Musik True To War Bagikan 5000 Bibit Tanaman ke Warga
• Peringatan Dini BMKG, Waspada Gelombang Tinggi Capai 4 Meter, 8 - 10 Juni 2020
Sebelumnya dirinya sempat diragukan oleh suami serta orang tuanya, namun perkembangan murid-muridnya semakin baik membuat orangtua dan orang-orang sekitarnya kian yakin dengan kesungguhannya melatih dan mengajarkan anak-anak berkebutuhan khusus.
"Saya dulu sempat ingin memberhentikan yayasan ini karena ditanya soal hasilnya yang tidak seberapa. Namun kini mereka malah mendukung, bahkan suami saya sekarang menjadi donatur tetap yayasan ini," urainya.
Yayasan Sehati Bali pun kian ramai, hingga banyak dari orangtua yang membawa anaknya untuk belajar di sana. Bahkan orang tua murid menyarankan untuk membuat kelas, antara kelas pagi dan siang.
"Sekarang sudah ada 29 murid yang tersebar di beberapa wilayah Denpasar dan Lombok. Kita juga sudah ada 5 guru terapis dan dua dokter sebagai pembina," kata dia.
Namun seiring bertambahnya murid, ia mengaku kebutuhan semakin besar, apalagi saat ini sedang dalam kondisi pandemi covid-19 dan hanya ada satu donatur tetap yang juga suaminya terdampak pandemi itu.
Ia berharap ada dermawan atau lembaga yang bersedia menjadi donatur tetap untuk Yayasan Sehati Bali karena demi kelangsungan anak-anak didiknya dan juga para guru yang harus mendapat gaji.
"Iya itu harapan kami, kalau ada beberapa donatur tetap mungkin kami akan lebih mudah. Selama ini ada saja yang memberi, entah itu berupa uang tunai, atau perlengkapan sekolah, dan bahkan sembako. Namun itu kan tidak pasti," ujarnya.
Putu Pusphawati mengaku di tengah pandemi covid-19 yayasannya masih bisa berjalan namun tidak semua murid-muridnya masuk, hanya beberapa karena orang tua keadaannya seperti ini.
"Sabtu Minggu mereka libur, pandemi kayak gini masih masuk, cuman tidak semuanya. Ada beberapa saja," tuturnya.
Ia pun bercita-cita supaya ke depannya ia memiliki yayasan yang lebih besar untuk dapat membantu lebih banyak orang tua dengan perekonomian rendah, khususnya mereka yang memiliki anak berkebutuhan khusus.
"Iya Astungkara, yang namanya cita-cita ya. Semoga tercapai," pungkasnya. (*)