Corona di Bali
Mental & Psikis Kepala Keluarga Menurun, Kekerasan dalam Rumah Tangga Jadi Ancaman Saat Pandemi
Perempuan kini menjadi garda terdepan dalam membentengi anggota keluarga agar tidak terpapar Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Putu Dewi Adi Damayanthi
Jika dicermati, kata Basudewa, pandemi ini menjadi salah satu "prosesor" yang menjadikan manusia stres karena harus beradaptasi dalam menghadapi Virus Corona.
"Dampak ini akan jelas dirasakan oleh kepala keluarga yang kehilangan pekerjaan, yang mengakibatkan mereka mengalami gangguan mental dan emosi. Hal ini terutama akan diakibatkan karena gangguan cemas dan depresi," jelasnya.
Di masa pandemi, delapan dari sepuluh wanita mengalami gangguan mental dan emosi yang diakibatkan karena sejumlah tanggung jawab pemenuhan kebutuhan yang harus dipenuhi.
Tanggung jawab pemenuhan kebutuhan itu sebagian besar ditanggung sendiri dalam penyiapannya. Maka untuk mengurangi kondisi stres saat pendemi Covid-19, tanggung jawab pemenuhan anggota rumah tangga menjadi tanggungan kedua belah pihak, yakni secara bersama-sama antara suami dan istri.
Basudewa menambahkan, setiap pasangan hendaknya mulai bekerja sama mengatasi beban dan masalah, sekaligus memikirkan jalan keluar permasalahan yang muncul saat pandemi ini.
Maka dari itu, secara tidak langsung di tengah pandemi Covid-19 akan tumbuh rasa bersyukur dan mampu memanfaatkan kemampuan untuk tetap berkarya sekaligus tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan.
"Masyarakat juga harus pandai memilah informasi yang baik sehingga mampu menjaga cara berpikir ke arah yang positif, karena akan mempengaruhi imunitas tubuh," katanya.
Jangan Saling Menyalahkan
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali, Ketut Suarjaya mengatakan, saat ini jumlah pasien sembuh menjadi kabar yang baik bagi semua pihak.
Kondisi ini juga secara tidak langsung dapat membangkitkan imunitas dan semangat bagi pasien yang lain untuk berjuang melawan Covid-19.
Baginya, peningkatan jumlah kasus yang terjadi saat ini jangan dijadikan alasan untuk saling menyalahkan antar pihak karena pandemi ini adalah masalah bersama dan dialami masyarakat di seluruh dunia.
"Virus ini hanya meminta kita untuk lebih disiplin mencuci tangan pakai sabun di air mengalir, memakai masker, menjaga jarak dan menghindari kerumunan di tengah keramaian," ucapnya.
Menurut Suarjaya, disiplin untuk mengikuti imbauan pemerintah yang berkaitan dengan kesehatan adalah yang utama harus dilakukan masyarakat, termasuk dengan rajin membersihkan lingkungan yang dimulai dari halaman rumah tangga.
Kemampuan dalam menjaga kebersihan lingkungan hendaknya tidak hanya berfokus saat pandemi Covid-19 saja, melainkan secara terus-menerus dapat dilakukan guna menghindari penyakit yang lain, salah satunya termasuk demam berdarah.
"Mencegah agar kita tidak tertular virus dengan cara menerapkan Pola Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dan memanfaatkan alam di lingkungan kita untuk menjadi indah dan menghasilkan bahan dapur yang berguna," tuturnya.
Dengan beraktivitas yang bermanfaat, kata Suarjaya, maka seseorang dapat meningkatkan imunitas tubuhnya, termasuk dengan mengkonsumsi makanan dan minuman yang sehat.
Contohnya dengan mengkonsumsi ramuan tradisional yang dibuat dari sumber alam seperti madu, loloh dan ramuan lainnya. (*).