Publik Belanda Ungkap Kerinduan Berwisata ke Pulau Dewata
Publik Belanda mengungkapkan kerinduan untuk dapat segera berwisata ke Pulau Dewata.
Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
“Saya menyadari bahwa saat ini biaya tes PCR masih terbilang mahal, namun jika melihat manfaat yang diperoleh saya rasa hal ini tidak akan terlalu menjadi hambatan bagi pariwisata Bali,” pungkasya.
Sementara itu, Deputi Bidang Pemasaran Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Nia Niscaya mengatakan, rangkaian webinar ini merupakan upaya pemerintah untuk mengerakkan sektor pariwisata di masa sulit seperti saat ini dengan mengoptimalkan peran VITO yang tersebar di 16 negara di dunia.
Menurutnya hal ini penting untuk menjaga kepercayaan terhadap citra pariwisata Indonesia dengan menyampaikan kebijakan terkini dan product update sehingga brand awareness pariwisata Indonesia tetap terjaga.
Melalui kegiatan ini diharapkan terjadi soft selling antara para pelaku usaha di luar negeri dengan pelaku usaha dalam negeri yang berpartisipasi. Dengan demikian pariwisata Indonesia diharapkan menjadi top of mind dalam pilihan calon wisatawan.
Kegiatan webinar yang sudah dilaksanakan sejak 11 Mei 2020 menyasar pasar sejumlah negara seperti Belanda, Rusia, Tiongkok, Korea Selatan, Jepang, Singapura, Malaysia, Thailand, Taiwan, India, Timur Tengah dan Arab Saudi.
Destinasi wisata yang akan dipublikasikan dalam kegiatan webinar ini adalah Bali sebagai destinasi utama pariwisata Indonesia, Batam-Bintan sebagai destinasi cross border, dan Yogyakarta sebagai salah satu dari 5 destinasi super atau prioritas Indonesia.
Dalam paparannya, Nia mengurai tentang protokol kenormalan baru CHS (Cleanliness, Health dan Safety) yang diterapkan pada destinasi wisata yang akan dijadikan pilot projects. (*)