Atasi Gejolak Kebutuhan Pangan di Masa Pandemi, Lahan Pekarangan dan Telajakan Bisa Dioptimalkan

Optimalisasi lahan pekarangan dan telajakan itu bisa dilakukan dengan budidaya tanaman pangan, khususnya tanaman sayuran.

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Istimewa
ilustrasi-Budidaya tanaman secara vertikultur dengan menggunakan wadah bekas yang merupakan limbah rumah tangga 

Dalam hal ini, wadah yang digunakan untuk bercocok tanam dengan keadaan berdiri di atas tanah atau penempatan media tanam disusun secara vertikal.

Sistem bercocok tanam vertikultur ini, tuturnya, bisa dipadukan dengan sistem lainnya yang menggunakan media tanam berupa tanah, air, arang dan media yang lainnya.

"Bercocok tanam ini didasarkan pada kebutuhan manusia untuk bertani di tempat dengan lahan yang sempit seperti di teras atau pekarangan rumah, pinggiran jalan, atau tempat sempit lainnya," tutur Karyana.

Dirinya berpesan, tanaman yang dibudidayakaan sebaiknya mendapatkan sinar matahari langsung supaya bisa tumbuh dengan baik.

Jenis tanaman yang dibudidayakan secara vertikultur adalah tanaman yang mempunyai postur tanaman yang pendek, seperti strowberi, bawang merah, sawi, kangkung, bayam, selada, seledri dan lainnya.

Baginya, ada berbagai keuntungan bercocok tanam secara vertikultur, seperti tempat media tanam bisa mengguna barang/benda bekas seperti ember, baskom, panci, plastik botol minuman mineral, pot dan lainnya; bersifat portable karena dapat dipindahkan dengan mudah dari satu tempat ke tempat lainnya sesuai keinginan; keperluan air dan pupuk/nutrisi yang dibutuhkan selama perawatan tanaman lebih rendah.

Selain itu, budidaya tanaman dengan sistem vertikultur memungkinkan untuk menanam puluhan jenis tanaman berbeda dengan luas lahan yang mencakup satu meter persegi.

Budidaya dengan sistem vertikultur merupakan budidaya tanaman ramah lingkungan yang mengarah ke budaya secara organik yang perawatan menggunakan pupuk/nutrisi dan pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) secara non kimia/bio pestisida.

Tak hanya itu, kuantitas dan kualitas produk lebih juga tinggi.

Populasi yang banyak akan menghasilkan produksi persatuan luas lebih tinggi termasuk pemakaian pupuk dan pestisida alami yang digunakan akan meningkatkan kualitas produksi.

Kontinuitas produksi dapat dipertahankan sesuai dengan keinginan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved