Petani Tewas di Gianyar
BREAKING NEWS! Petani di Gianyar Tewas di Jurang 20 Meter, Wayan Langkih Dengar Suara Benda Jatuh
Seorang petani, I Made Tekes asal Banjar Gunaksa, Desa Kenderan, Tegalalang, Gianyar, Bali ditemukan tewas di bawah jurang setinggi 20 meter
Penulis: I Wayan Eri Gunarta | Editor: Ady Sucipto
TRIBUN-BALI.COM, GIANYAR – Seorang petani, I Made Tekes asal Banjar Gunaksa, Desa Kenderan, Tegalalang, Gianyar, Bali ditemukan tewas di bawah jurang setinggi 20 meter di banjar setempat, Sabtu (13/6/2020).
Pria berusia 70 tahun itu, diduga terpeleset saat tegah beraktivitas di tegalan di areal jurang tersebut.
Pihak kepolisian tidak melanjutkan kematian atas penyebab kematian korban, karena pihak keluarga menerima kasus ini sebagai musibah.
Berdasarkan data dihimpun Tribun Bali, Minggu (14/6/2020), jasad korban pertama kali diketahui oleh I Wayan Langkih (58) asal Banjar Tengah, Desa Kenderan.
Berdasarkan keterangan Langkih pada pihak kepolisian, sawah tegalannya relatif dekat dengan tegalan milik korban, yakni hanya dipisahkan oleh jurang sedalam 20 meter.
Saat dia tengah beraktivitas di tegalannya yang dekat dengan jurang tersebut, Langkih mendengarkan suara benda jatuh ke bawah jurang.
Saat diselidiki, ternyata benda yang jatuh tersebut merupakan manusia.
“Yang bersangkutan mendengar ada yang jatuh, lalu didekati ternyata seseorang.
• Selamat Jalan Jenderal Leopard: Jejak Langkah Pramono Edhie Wibowo Membangun Alutsista TNI
• BREAKING NEWS - Semua Desa & Kelurahan di Denpasar Ajukan PKM, Esok 40 Wilayah Menerapkan PKM
• Cegah Transmisi Lokal Covid-19, Desa Adat Sesetan Lakukan Pendataan Penduduk Non Permanen
Iapun kembali melihat secara seksama, orang tersebut dalam kondisi tergeletak dan diketahui adalah I Made Tekes,” ujar sumber Tribun Bali.
Setelah memastikan hal tersebut, Langkih lantas bergegas memberitahu keluarga korban, serta kepala lingkungan setempat.
Bersama sejumlah warga, korban langsung dievakuasi.
Namun saat berhasil dinaikkan ke atas jurang, korban tidak dibawa ke rumah duka, tetapi langsung dimakamkan di setra (kuburan) desa adat setempat.
Hal ini dilakukan lantaran terkait awig-awig (peraturan) setempat.
Kapolsek Tegalalang, AKP Ketut Sudita mengatakan, kasus ini diduga karena korban terpeleset ke dalam jurang saat beraktivitas di pinggir jurang.
Tidak ditemukan tanda kekerasan, hanya ditemukan bekas luka benturan di kepala, diduga terbentur saat jatuh di dasar jurang.