Ketergantungan Bali pada Sektor Pariwisata Tinggi, Koster Ajak Serius Bangun Industri dan Pertanian

"Kita tidak memusuhi pariwisata, kita akan tetap membangun pariwisata. Tetapi sejalan dengan itu, kita akan membangun industri dengan serius," kata Gu

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Dokumentasi DPRD Bali
Gubernur Bali, Wayan Koster menghadiri rapat paripurna ke-5 masa persidangan II tahun 2020 DPRD Bali, Senin (15/6/2020). Rapat paripurna ini dengan agenda persetujuan Peraturan Daerah (Perda) tentang Rencana Pembangunan Industri Provinsi (RPIP) Bali tahun 2020-2040 

Laporan Jurnalis Tribun Bali, I Wayan Sui Suadnyana

TRIBUN-BALI.COM, DENPASAR - Ketergantungan perekonomian Bali dalam bidang pariwisata sudah terlalu tinggi.

Oleh karena itu ketika pariwisata ada gangguan, sektor perekonomian Bali mengalami keterpurukan.

Berbagai gangguan yang sempat menyelimuti pariwisata di Pulau Dewata seperti bom Bali I dan II; meletusnya Gunung Agung dan saat ini ikut "terpapar" pandemi Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Gubernur Bali Wayan Koster menilai, meski pariwisata Bali mengalami keterpurukan, masyarakat tidak boleh menyesal.

Pihaknya mengajak masyarakat untuk bersabar dan mencari formula dalam menjalankan pembangunan ke depan yang memiliki ketahanan di bidang perekonomian.

Dirinya pun menginginkan agar adanya keseimbangan antara sektor pertanian, pariwisata dan industri kerajinan lokal masyarakat.

Mulai Hari Ini, Negara Eropa Kembali Buka Perbatasan, Jerman Waspada Potensi Gelombang Kedua

Pegawai Mandiri Syariah Salurkan 26.600 Paket Bantuan untuk Masyarakat Terdampak Covid-19

Pelayanan Paspor di Kantor Imigrasi Denpasar Dibuka Hari Ini

"Kita tidak memusuhi pariwisata, kita akan tetap membangun pariwisata. Tetapi sejalan dengan itu, kita akan membangun industri dengan serius," kata Gubernur Koster dalam rapat paripurna ke-5 masa persidangan II tahun 2020 DPRD Bali, Senin (15/6/2020).

Upaya itu dilakukan agar struktur perekonomian Bali lebih seimbang dan bisa menjadi alternatif ketika salah satu sektor terganggu.

"Jangan kira pertanian tidak ada gangguannya. Industri pun juga ada gangguannya. Jadi bukan hanya pariwisata yang setiap saat mengalami gangguan. Setiap sektor ini pernah mengalami gangguan dan ada cirinya masing-masing di dalam setiap siklus," tuturnya.

Gedung SMPN 5 Abiansemal Tak Kunjung Terealisasi, Kepala Sekolah Pinjam Gedung SD Lagi

BREAKING NEWS: 147 Pedagang Pasar Kumbasari di-Rapid Test, 10 Orang Hasilnya Reaktif

Oleh karena itu, Koster mengajak bahwa tidak ada yang perlu disesali di tengah keterpurukan pariwisata saat ini.

Namun yang perlu dipikirkan adalah kebijakan yang lebih progresif dan tepat sasaran sesuai dengan potensi yang dimiliki oleh Bali.

Hal itu dilakukan agar Bali betul-betul memiliki kemampuan untuk membangun ekonomi dalam rangka meningkatkan kesejahteraan. (*)

Sumber: Tribun Bali
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved