Corona di Bali

Bali Akan Dibuka Secara Bertahap, Dewan Ingatkan Pemprov Agar Lihat Situasi Covid-19 di Negara Lain

Di sisi lain, pariwisata Bali juga berkaitan dengan sektor lainnya, salah satunya mampu menyerap hasil pertanian dari masyarakat

Penulis: I Wayan Sui Suadnyana | Editor: Wema Satya Dinata
Tribun Bali/I Wayan Sui Suadnyana
Anggota Komisi II Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Bali, Anak Agung Ngurah Adhi Ardhana saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (22/6/2020) 

 "Ada dua hal yang harus dihitung atau diukur, baru mereka percaya," kata anggota DPRD Bali Dapil Denpasar itu.

Menjaga Mata Uang

Adhi Ardhana menuturkan, esensi dari dunia pariwisata sebenarnya adalah mengukur nilai mata uang.

"Esensinya adalah take and give, kita mengirim, dia juga masuk. Kalau endak (mengirim) tidak akan terjadi," jelasnya.

Baginya, suatu negara pasti akan menghitung wisatawan dari negara mana saja yang bisa masuk ke wilayahnya.

Mereka juga akan memprioritaskan warganya untuk berkunjung ke negara lain yang wisatawannya sudah bisa masuk ke negaranya.

 "Ya dong. Orang esensinya menjaga mata uang kok. Pergerakan manusia itu antara negara, itu dikaitkan dengan directly terkait currency," jelasnya.

Oleh karena itu, Adhi Ardhana menilai bahwa sudah menjadi kewajiban bagi Pemprov Bali untuk membuat ukuran protokol kesehatan dan motivasi penerapan protokol di masyarakat.

Kamudian berdasarkan survei yang dilakukan oleh Kemenparekraf, jika dibandingkan dengan daerah lainnya di Indonesia, Bali menjadi wilayah yang paling diinginkan untuk dikunjungi oleh masyarakat dari Belanda, Australia dan Jerman.

Hanya saja ini baru sekadar keinginan dari masyarakatnya semata, sementara pemerintah di negara tersebut belum mengijinkan warganya untuk melakukan perjalanan ke luar negeri.

Sebelumnya, Gubernur Bali Wayan Koster menuturkan, pihaknya sudah memiliki rencana untuk membuka Bali untuk masyarakat lokal.

Meski telah memiliki rencana untuk membuka, Koster mengatakan, sebenarnya untuk menerapkan kenormalan baru (new normal), indikatornya adalah angka reproduksi dasar atau basic Reproductive Number (R0) sebuah penyakit yang syaratnya R0 Covid-19 di sebuah harus berada di bawah angka 1.

Ia mengakui bahwa Bali sebenarnya saat ini belum memenuhi karena masih berada diatas 1. Hanya saja oleh Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 nasional, Bali diberi kesempatan karena tingkat kesembuhannya yang tinggi dan jumlah yang meninggal sangat rendah.

 Jumlah pasien yang meninggal di Bali persentasenya terendah di seluruh dunia.

"Jadi walaupun terjadi peningkatan kasus, karena tingkat kesembuhannya tinggi dan tingkat kematiannya sangat rendah maka Bali dinilai memungkinkan untuk melakukan tatanan kehidupan era baru," kata Gubernur Koster saat ditemui awak media usai memimpin rapat Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Provinsi Bali di rumah jabatannya, Jum'at (19/6/2020).

Halaman
123
Sumber: Tribun Bali
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved