Corona di Indonesia
Cara Membedakan Gejala Palsu Covid-19 Yang Bikin Orang Sehat Merasa Sakit
Gangguan ini bisa menyerang pada orang yang sehat kemudian menjadi merasakan seperti sakit, atau orang yang sakit ringan.
Kemudian, paru-paru menjadi sesak, perut sakit, cepat lelah, merasakan demam padahal suhu tubuh normal, hingga membuat daya tahan tubuh menurun.
Hal itu yang menyebabkan orang lebih mudah terserang penyakit.
Rudi mengimbau masyarakat agar membatasi informasi mengenai Covid-19 sehari hanya dua kali atau tidak lebih dari 30 menit.
Selain itu info yang didapatkan harus dari sumber terpercaya agar membantu memahami permasalahan yang sebenarnya terjadi.
Dengan memahami situasi yang ada, masyarakat bisa melakukan hal-hal pencegahan demi menghindari penularan.
Kemudian, lakukan hobi atau kegiatan favorit atau mendengarkan musik yang menenangkan untuk memperbaiki kesehatan mental.
Hasil Rapid Test Non-Reaktif Tak Selalu Tunjukkan Orang Negatif Covid-19
Hasil rapid test reaktif belum dipastikan dapat menunjukkan bahwa seseorang positif Covid-19.
Sebaliknya, hasil rapid test non-reaktif belum tentu memastikan seseorang seratus persen negatif virus corona.
Akademisi Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, dr. Tonang Dwi Ardyanto, SpPK., Phd., memaparkan penyebutan hasil rapid test yang benar adalah reaktif atau non-raktif, bukan positif atau negatif.
Salah satu sumber pemicu masalah dalam pandemi Covid-19 selama ini adalah munculnya stigma yang dipicu oleh salah kaprah penyebutan.
Penggunaan istilah “positif” ini harus hati-hati, terutama dalam menyampaikan tentang hasil rapid test Covid-19.
Padahal, tidak ada hasil “positif” pada hasil rapid test Covid-19.
“Tidak ada hasil rapid test Covid-19 yang menyatakan positif,” kata dr. Tonang saat berbincang dengan Kompas.com, Sabtu (13/6/2020).
dr . Tonang mengimbau, jangan pernah ada yang menyebut seseorang positif Covid-19 hanya berdasarkan hasil rapid test.