Hubungan India-China Memanas, Ahli Ungkap Pemicu Awal Insiden Berdarah di Perbatasan

Pasca peristiwa tewasnya 20 tentara India dalam bentrok berdarah dengan tentara China di perbatasan Lembah Galwan, tensi hubungan kedua negara memanas

Editor: Ady Sucipto
Tribunnews
Ilustrasi militer China dan India. 

Narasumber mengatakan, Pasukan China telah menipis, meninggalkan dua tampon dan pos-pos pengamatan kecil, yang dihancurkan tentara India.

Lebih lanjut, sekelompok besar tentara Tiongkok datang dan menghadapi pasukan India.

Tidak jelas apa yang terjadi selanjutnya, tetapi kedua belah pihak segera terlibat dalam bentrokan.

Tentara China dilaporkan menggunakan tongkat besi dan pentungan dengan paku, menewaskan 20 tentara India dan melukai puluhan lainnya.

China belum mengatakan apa-apa tentang kerugian dalam pertempuran tangan-ke-tangan.

Secara terpisah, pada Minggu,  VK Singh, Menteri Federal India untuk Jalan dan Transportasi dan mantan Kepala Militer, mengklaim China kehilangan setidaknya 40 tentara dalam bentrokan itu, tanpa memberikan bukti apa pun.

Global Times mengatakan telah ada korban Tiongkok, tetapi tidak merinci.

Mengapa Bentrokan Terjadi?

Para ahli mengutip dua alasan untuk bentrokan di perbatasan India-China yang mematikan tersebut.

Menurut beberapa ahli, alasan utama terkait dengan langkah sepihak India tahun lalu mencabut Pasal 370 Konstitusi India.

Pasal tersebut diketahui telah menjamin ukuran otonomi bagi negara bekas Jammu dan Kashmir.

Masih dikutip dari Al Jazeera, daerah tersebut juga termasuk daerah yang disengketakan di wilayah Ladakh.

China, melihat langkah India secara sepihak mempengaruhi wilayahnya, mengecam keras langkah itu di Dewan Keamanan PBB tahun lalu.

Analis juga percaya ketegangan saat ini juga merupakan hasil dari penolakan China terhadap pembangunan infrastruktur India baru-baru ini di daerah perbatasan.

Untuk diketahui, India meresmikan jalan Darbuk-Shyok-Daulat Beg Oldie sepanjang 255 km, yang dibangun di sepanjang LAC, tahun lalu.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved