Hubungan India-China Memanas, Ahli Ungkap Pemicu Awal Insiden Berdarah di Perbatasan

Pasca peristiwa tewasnya 20 tentara India dalam bentrok berdarah dengan tentara China di perbatasan Lembah Galwan, tensi hubungan kedua negara memanas

Editor: Ady Sucipto
Tribunnews
Ilustrasi militer China dan India. 

China dilaporkan keberatan dan melihat langkah itu sebagai ancaman terhadap kepentingannya di kawasan itu.

Apa yang Diklaim Masing-masing Pihak?

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri China Zhao Lijian mengatakan, dia tidak mengetahui secara spesifik.

Tetapi, katanya, tentara India telah menyeberang ke wilayah China di beberapa tempat dalam beberapa hari terakhir.

Menurutnya, itu melanggar perjanjian yang dicapai pada 6 Juni 2020 dan bahwa mereka harus mundur.

Zhao Lijian enyebutnya sebagai "provokasi yang disengaja" di pihak New Delhi.

"Hak dan kesalahan ... sangat jelas dan tanggung jawab sepenuhnya berada di pihak India," ungkap Zhao.

Sebagai tanggapan, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri India Anurag Srivastava angkat bicara.

Anurag memperingatkan China agar tidak membuat "klaim yang berlebihan dan tidak dapat dipertahankan" tentang kedaulatan wilayah Lembah Galwan.

Pekan lalu, Perdana Menteri India Narendra Modi dengan tegas menyangkal klaim pengambilalihan China atas wilayah India.

Pernyataannya dinilai kontras dengan klaim pemerintah sebelumnya.

Penolakan Modi atas serangan China dikabarkan memicu kontroversi.

Sementara para pemimpin oposisi menuduh pemerintah (membiarkan) kegagalan intelijen dan bertanya mengapa bentrokan itu terjadi.

Siapa yang Lebih Unggul?

Ashley Tellis, dari Carnegie Endowment for International Peace, percaya China memiliki kemajuan lebih baik dibanding India.

Halaman
1234
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved