Beban Puncak Hanya 640 MW, PLN UID Bali Optimistis New Normal Bawa Angin Segar
GM PLN UID Bali, Adi Priyanto, optimistis new normal akan membawa angin segar bagi perekonomian Bali.
Penulis: AA Seri Kusniarti | Editor: Ida Ayu Suryantini Putri
Turunnya beban puncak, disebabkan beberapa pelanggan yang semula menggunakan listrik hingga malam kini tidak lagi pakai listrik.
Hal ini karena adanya pembatasan jam malam.
Apalagi pengguna besar, seperti industri perhotelan juga tidak jalan saat ini karena pandemi.
Sehingga menyebabkan beban puncak di malam hari, antara jam 6 sore sampai 10 malam menurun sekitar 30 persen.
• Sidang Vonis Kasus Penganiayaan Novel Baswedan Bakal Digelar 16 Juli, Hakim Diharapkan Independen
• BREAKING NEWS - Giri Prasta Laporkan Masalah Pembakaran Bendera PDIP di Jakarta
“Beban rumah tangga malah naik, karena diam di rumah kan. Energi di rumah tangga itu cukup naik sekitar 2,7 persen naiknya,” katanya.
Sebab dengan adanya WFH, orang yang semula di kantor kemudian menerapkan 50 persen bekerja di rumah.
Sehingga listrik di rumah, seperti AC, komputer, TV, dan lain sebagainya jalan terus.
Hal inilah penyebab utama kenaikan konsumsi listrik rumah tangga.
Sementara di sisi lain, penggunaan listrik di lini bisnis dan hotel turun sekitar 10 persen. Kantor pemerintah juga ada penurunan.
“Loss pendapatan jelas ada,” tegasnya. Kalau pelayanan PLN, buka terus dan tidak ada yang ditutup. Jadi meskipun WFH, apabila ada gangguan maka PLN siap 24 jam melayani. Termasuk ke pelayanan pasang daya baru dan tambah baru juga dilayani 24 jam.
“Apalagi ke depan ada new PLN Mobile yang juga 24 jam,” imbuhnya. (*)